Sistem Pencernaan Pada Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan
buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2. Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk,
3. Faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada
bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang
dapat diisi dengan cepat,
4. Lambung terdiri atas:
Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan,
dinding ototnya tipis.
Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung
pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan
vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,
5. Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada
burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
Terbang merupakan memerlukan sejumlah besar kekuatan. Karena itulah burung
memiliki perbandingan jaringan otot terhadap massa tubuh yang terbesar daripada
semua makhluk. Metabolisme tubuhnya juga sesuai dengan kekuatan otot yang
tinggi. Rata-rata, metabolisme tubuh suatu makhluk berlipat dua kali sewaktu
suhu tubuh meningkat sebesar 50°F (10°C). Suhu tubuh burung gereja yang sebesar
108°F (42°C) serta suhu tubuh burung murai (Turdus pilaris) setinggi 109,4°F
(43,5°C) menunjukkan betapa cepat kerja metabolisme tubuh mereka. Suhu tubuh
yang tinggi seperti itu, yang dapat membunuh makhluk darat, justru sangat
penting bagi burung untuk bertahan hidup dengan meningkatkan penggunaan energi,
dan, karena itu pula, kekuatannya.
Karena kebutuhan mereka akan banyak energi, burung juga mempunyai tubuh yang
mencerna makanan yang mereka makan dalam cara yang optimal. Sistem pencernaan
burung memungkinkan mereka memanfaatkan dengan cara terbaik makanan yang mereka
makan. Misalnya, seekor bayi bangau menggunakan 2,2 lbs (1 kg) dari massa
tubuhnya untuk setiap 6,6 lbs (3 kg) makanan. Pada hewan menyusui dengan
pilihan makanan yang serupa, perbandingan ini adalah sekitar 2,2 lbs (1 kg)
hingga 22 lbs (10 kg). Sistem peredaran burung juga telah diciptakan selaras
dengan kebutuhan energi tinggi mereka. Jika jantung manusia berdetak 78 kali
per menit, jumlah detakan adalah 460 untuk burung gereja dan 615 untuk burung
murai. Begitu pula, peredaran darah pada burung pun sangat cepat. Oksigen yang
memasok seluruh sistem yang bekerja cepat ini disediakan oleh paru-paru unggas
khusus.
Burung juga menggunakan energinya dengan sangat efisien. Mereka memperlihatkan
efisiensi yang tinggi secara meyakinkan dalam pemanfaatan energi dibandingkan
hewan menyusui. Contohnya, burung layang-layang yang berpindah tempat membakar
4 kilokalori per mil (2,5 kilokalori per kilometer), sedangkan hewan menyusui
kecil akan membakar 41 kilokalori.
Burung lebih senang bepergian dalam kelompok untuk perjalanan jauh. Bentuk
barisan "V" dari kelompok ini memungkinkan setiap burung menghemat
tenaga sekitar 23%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar