BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan
makhluk-makhluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikroskop. Dalam yunani micros
= kecil, bios = hidup , logos = ilmu. Makhluk –makhluk kecil
itu disebut mikroorganisme, mikroba, protosta atau jasad renik. Antoni van
Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali yang mengetahui adanya
dunia mikroorganisme itu.
Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk
makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali keadaannya.
Mikroorganisme buatan Leeuwenhoek itu menmberikan perbesaran sampai 300 kali.
Dari air hujan yang menggenang di kubangan- kubangan dan dari air jambanan
bunga ia memperoleh beraneka hewan bersel satu yang olehnya diberi nama Infusoria atau “ hewan tuangan”.
Mikrobioligi mencakup pengetahuan tentang virus (Virologi),
pengetahuan tentang bakteri (Bakteriologi), tentang hewan bersel satu
(Protozologi), pengetahuan tentang jamur (Mikologi), terutama yang meliputi
tenyang jamur-jamur rendah seperti Phycomycetes dan juga Ascomycetes, serta
Deuteromycetes.
RUMUSAN MASALAH
Apa saja ciri – ciri organisme yang tergolong mikroba?
Bagaimana lingkungan
hidup mikroba?
Apa perbedaan jamur,virus,bakteri,khamir?
TUJUAN
Untuk mengetahui ciri – ciri organisme yang tergolong mikroba.
Untuk mengethui lingkungan hidup mikroba.
Untuk mengetahui
perbedaan virus,jamur,bakteri,khamir.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
CIRI-CIRI MIROORGANISME
Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme yang
mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai
sel tunggal maupun kelompok sel termasuk kajian virus yang bersifatmikroskopik
meskipun bukan termasuk sel.
Mikroorganisme (disebut juga mikroba, mikrobia atau jasad
renik) adalah jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil, tanpa bantuan
alat perbasaran seperti mikroskop tidak dapat dilihat dan diamati bentuknya
secara baik. Mikroorganisme ini umumnya dapat hidup bebas di berbagai habitat
secara cosmopolitan, dan dapat hidup sebagai bagian dari organisme
multiseluler(sebagai parasit).
Ciri- ciri Mikroorganisme :
Pada umumnya berukuran kecil kurang lebih 0,001 mm.
Kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan seperti
mengalami pertumbuhan,menghasilkan energi,bereproduksi dengan sendirinya.
Selnya tergolong prokariotik (Bakteri)
B. MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
(*)Mikrobiologi air
Faktor
lingkungan air yang yang sangat berbeda dengan satu dengan yang lainnya seperti
suhu,tekanan hidrostatik,cahaya,salinitas,turbiditas,PH dan
nutruen.Mengakibatkan tumbuhnya mikroorganisme yang mempunyai pengaruh dalam
kehidupan.Berikut adalah beberapa genus mikroorganisme patogen yang dapat
dibawakan oleh air.
1.Salmonela
typhosoa adalah penyebab penyakit tipus perut.
2.Shigella
disentriae adalah penyebab penyakit disentri mejan.
3.Entamoeba
histolytica adalah mikroorganisme yang tergolong protozoa yang menyebabkan
penyakit disentri pula.
4.Vibrio
comma adalah penyebab penyakit klorera endemis di Indonesia.
5.Clostridium
tetani adalah penyebab penyakit rahang kejang atau tetanus.
(*) Mikrobiologi tanah
Komponen-komponen
anorganik maupun substrat atau medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme .
organic merupakan Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi
dari Protozoa(amoeba.flegelata,cilliata),bakteri(Clostridium
,Rhizobium),alga(alga biru,alga hijau,diatom),jamur(berbagai ragi,dan berbagai
phycomycotes ,Ascomycotes)
Beberapa bakteri yang hidup bebas didalm tanah mampu
mengikat nitrogen guna dijadikan senyawa pembentuk tubuh mereka. Jika sel – sel
itu mati maka timbullah zat-zat hasil urai seperti CO2 dan NH3.Sebagian amoniak
terlepas keudara dan beberapa yang lain dapat digunakan untuk membentuk genus
bakteri untuk nitrit.Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan oksidasi nitrit
menjadi nitrat berlangsung didalam lingkungan yang aerob.Peristiwa selurunya
disebut nitrifikasi . tahap
pertama yaitu pengoksidasian amoniak menjai nitrit dilakukan oleh Nitrosomonas . Ntrosococcus dan beberapa spasies lain sedang pengoksidasian nitrit
menjadi nitrat oleh Nitrobakter .Reduksi
dari N2 menjadi NH3 itu disebut Amonifikasi.
C. PERBEDAAN VIRUS,JAMUR,BAKTERI DAN KHAMIR
VIRUS
1.VIRUS
Ciri – ciri virus
Virus memiliki ciri dan struktur yang sangat berbeda sama
sekali dengan organisme lain, ini karena virus merupakan satu sistem yang
paling sederhana dari seluruh sistem genetika. Ciri virus yang telah
diidentifikasi oleh para ilmuwan, adalah sebagai berikut.
1. Virus hanya dapat hidup pada sel hidup atau bersifat
parasitint raselluler obligat, misalnya dikembangbiakan di dalam embrio ayam
yang masih hidup.
2. Virus memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan
kelompok taksonomi lainnya. Ukuran virus yang paling kecil memiliki ukuran
diameter 20 nm dengan jumlah gen
3. lebih kecil
dari ribosom dan yang paling besar memiliki beberapa ratus gen, virus yang
paling besar dengan diameter 80 nm (Virus Ebola) juga tidak dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya sehingga untuk pengamatan virus di gunakan mikroskop
elektron.
4. Nama virus tergantung dari asam nukleat yang menyusun
genomnya (materi atau partikel genetik) sehingga terdapat virus DNA dan juga
virus RNA.
5. Virus tidak memiliki enzim metabolisme dan tidak
memiliki ribosom ataupun perangkat/organel sel lainnya, namun beberapa virus
memiliki enzim untuk proses replikasi dan transkripsi dengan melakukan
kombinasi dengan enzim sel inang, misalnya Virus Herpes.
6. Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa
jenis inang tertentu. Jenis inang yang dapat diinfeksi oleh virus ini disebut
kisaran inang, yang penentuannya
tergantung pada evolusi pengenalan yang dilakukan virus tersebut
dengan menggunakan kesesuaian "
lock and key atau lubang dan kunci "antara protein di bagian luar virus
dengan molekul reseptor (penerima) spesifik pada permukaan sel inang. Beberapa
virus memiliki kisaran inang yang cukup luas sehingga dapat menginfeksi dan
menjadi parasit pada beberapa spesies. Misalnya, virus flu burung dapat juga
menginfeksi babi, unggas ayam dan juga manusia, virus rabies dapat menginfeksi
mammalia termasuk rakun, sigung, anjing dan monyet.
7. Virus tidak dikategorikan sel karena hanya berisi
partikel penginfeksi yang terdiri dari asam nukleat yang terbungkus didalam
lapisan pelindung, pada beberapa kasus asam nukleatnya terdapat di dalam
selubung membran. Penemuan yang dilakukan oleh tanley Miller, bahwa beberapa
virus dapat dikristalkan sehingga virus bukanlah sel hidup, sebab sel yang
paling sederhana pun tidak dapat beragregasi menjadi kristal. Akan tetapi,
virus memiliki DNA atau RNA sehingga virus dapat juga dikategorikan organisme
hidup.
8. Genom virus lebih beragam dari genom konvensional (DNA
untai tunggal atau single heliks) yang dimiliki oleh organisme lainnya, genom
virus mungkin terdiri dari DNA untai ganda, RNA untai ganda, DNA untai tunggal
ataupun dapat juga RNA untai tunggal, tergantung dari tipe virusnya.
Virus ebola
2.Struktur virus
Walaupun
virus memiliki berbagai ukuran dan bentuk, mereka memiliki motif struktur yang
sama, yaitu sebagai berikut.
1. Kapsid
Kapsid merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid
dapat berbentuk heliks
(batang),
misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada virus
adenovirus, ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya. Kapsid yang paling
kompleks ditemukan pada virus Bbakteriofaga (faga). Faga yang pertama kali
dipelajari mencakup tujuh faga yang menginfeksi bakteri Escherichia coli,
ketujuh faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2), tipe 3 (T3) dan
seterusnya sesuai dengan urutan
itemukannya.
2.Kapsomer
Kapsomer
adalah subunit-subunit protein dengan jumlah jenis protein yang biasanya
sedikit, kapsomer akan bergabung membentuk kapsid, misalnya virus mozaik embakau yang memiliki kapsid heliks (batang)
yang kaku dan tersusun dari seribu kapsomer, namun dari satu jenis protein
saja.
3.
Struktur tambahan lainnya
Struktur
tambahan lainnya, yaitu selubung virus yang menyelubungi kapsid dan berfungsi
untuk menginfeksi inangnya. Selubung ini terbentuk dari fosfolipid
dan protein sel inang serta protein dan glikoprotein yang berasal dari virus
itu sendiri. Tidak semua virus memliki struktur tambahan ini, ada beberapa yang
memilikinya,
misalnya virus influenza. Secara kebetulan faga tipe
genap yang diketemukan (T2, T4 dan T6) memiliki kemiripan dalam struktur, yaitu
kapsidnya memiliki kepala iksohedral memanjang yang menyelubungi DNA dan
struktur tambahan lainnya, yaitu pada kepala iksohedral tersebut melekat ekor
protein dengan serabut-serabut ekor yang digunakan untuk menempel pada suatu
bakteri.
3. Perkembengbiakan Virus
Perkembangbiakan
virus sering disebut dengan replikasi/sintesa protein virus, dimana protein
adalah materi genetik dasar yang menunjukkan kehidupan. Faga adalah jenis virus
yang paling dipahami dibandingkan jenis-jenis virus lainnya, walaupun beberapa
faga ini memiliki struktur yang kompleks. Penelitian pada faga ini menghasilkan
penemuan bahwa beberapa virus DNA untai ganda dapat bereproduksi dengan
menggunakan dua mekanisme alternatif,yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
1.
Siklus lisis
Siklus
lisis adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada akhirnya
menyebabkan kematian sel inang. Istilah lisis mengacu pada tahapan akhir dari
infeksi, yaitu saat sel inang bakteri lisis atau pecah dan melepaskan faga yang
dihasilkan didalam sel inang tersebut. Virus yang hanya dapat bereplikasi
melalui siklus lisis disebut dengan virus virulen.
2. Siklus lisogenik
Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus
tanpa meng-hancurkan sel inang, dengan kata lain faga berintegrasi ke dalam
kromosom bakteri, integrasi ini disebut profaga. Istilah lisogenik mengimplikasikan bahwa profaga pada
kondisi
tertentu dapat menghasilkan faga aktif yang melisis
inangnya dikarenakan
adanya pemicu dari lingkungan seperti radiasi atau adanya
beberapa zat kimia
tertentu, hal inilah yang menyebabkan virus mengubah
mekanisme reproduksinya
dari cara lisogenik menjadi cara lisis.
4. Bahaya virus bagi kehidupan
Virus
dapat menginfeksi dan mereplikasikan DNAnya pada inang sehingga lama kelamaan
inang akan terganggu metabolisme hidupnya. Pada akhirnya berpotensi untuk
terjadinya kematian. Ada tiga proses yang menyebabkan virus sangat berbahaya
karena menimbulkan penyakit-penyakit baru dalam kehidupan kita, yaitu
kemampuannya melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mutasi dari virus-virus yang telah ada
Virus RNA
cenderung memiliki kecepatan mutasi yang lebih tinggi dari biasanya, sebab
replikasi dari asam nukleat tidak melibatkan tahapan perbaikan kesalahan
replikasi seperti pada replikasi DNA. Beberapa mutasi dapat menyebabkan virus
yang sudah ada berkembang perlahan-lahan menjadi varietas genetik baru yang
mengakibatkan penyakit baru pada organisme yang telah memiliki imunitas
(kekebalan tubuh) terhadap virus moyangnya. Contohnya pada penyakit flu burung
yang sampai sekarang belum ada obatnya, ini dikarenakan virus ini sudah
bermutasi menjadi virus jenis baru sehingga imunitas yang terbentuk tidak dapat
menghadapi serangan virus flu jenis baru ini.
2.
Penyebaran virus-virus yang sudah ada dari satu spesies inang ke spesies inang
lainnya
Contoh permasalahan pada kasus Hantavirus yang biasa
ditemukan pada hewan
pengerat
khususnya Deer Mice (Peromyscus maniculatus), populasi hewan ini melonjak tajam
pada tahun 1993 setelah cuaca yang basah meningkatkan persediaan makanan bagi
hewan ini. Manusia terkena Hantavirus ketika mereka menghirup debu
yang mengandung sedikit urin dan feses dari tikus Deer Mice yang terinfeksi.
Gejalanya mirip flu biasa yang muncul setelah 1 minggu, kemudian diikuti oleh
akumulasi cairan dan sel darah putih pada paru-paru yang menyebabkan gangguan
pernafasan, lalu mati.
3. Penyebaran atau diseminasi penyakit virus dari satu
populasi terisolasi yang berukuran kecil dapat menyebabkan epidemik yang luas
Misalnya
pada penyakit AIDS yang sampai sekarang menjadi fenomena global padahal
sebelumnya penyakit ini tidak begitu terdengar dengan gencarnya seperti
sekarang ini. Penyebaran virus ini dipengaruhi faktor teknologi dan sosial,
misalnya teknologi transfuse darah, hubungan seksual, penyalahgunaan
obat-obatan intravena (melalui saluran pembuluh darah), termasuk juga
perjalanan ke berbagai negara yang sangat mudah. Dengan adanya
hal tersebut maka penyebaran Virus HIV (AIDS) ini dapat menyebar dari Afrika
Tengah sebagai negara asal sampai ke negara-negara dunia
barat dan juga Asia.
5. Manfaat virus bagi kehidupan
sehari-hari
Manfaat virus antara lain adalah
sebagai berikut.
1.
Anti bakterial
Dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu,
misalnya bakteri pengganggu pada produk makanan yang diawetkan.
2. Pembuatan insulin
Virus penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama gen-gen
penghasil insulin atau zat lain ke bakteri sehingga bakteri tersebut berbiak
dengan cepat dan sekaligus memproduksi insulin atau zat lain.
3.
Pembuatan vaksin
Contoh
kasus pada akhir tahun 1700,Edward Jenner seorang dokter asal Inggris
mengetahui
dari pasien-pasien di pedesaan bahwa para pemerah susu yang telah terkena acar sapi (penyakit ringan yang menginfeksi
sapi) ternyata resisten terhadap infeksi cacar sesudahnya. Dalam percobaannya,
Jenner menggoreskan jarum yang mengandung cairan dari luka seorang pemerah sapi
yang telah terkena cacar sapi ke seorang anak laki-laki. Anak tersebut ternyata
resisten terhadap wabah cacar. Virus cacar sapi dengan virus cacar sangat mirip
sehingga sistem imun tidak dapat membedakan adanya partikel asing. Selain vaksin
cacar juga sudah ditemukan vaksin lainnya, misalnya vaksin polio, vaksin
rubela, vaksin campak dan vaksin gondongan.
6.Penyakit yang disebabkan oleh
Virus
1.
Penyakit pada tanaman
a.
Mozaik
Disebut
mozaik karena pada tanaman yang terinfeksi tomat, labu dan tembakau) menunjukkan
bercak-bercak pada daunnya atau buahnya. Misalnya, penyakit mozaik pada tanaman
tembakau yang disebabkan tanaman diserang virus Tobacco Mozaik Virus (TMV).
b. Burik kuning
Burik kuning menyerang pada tanaman padi dan aster
melalui plasmodesmata
sehingga menyebar ke seluruh tubuh tanaman. Ini disebabkan plasmodesmata
berfungsi untuk menghubungkan ruang-ruang antar sel.
c.
Kerdil
Tanaman yang terserang virus tungro, pertumbuhannya akan
terhambat sehingga
tampak kerdil, penyebarannya oleh perantara serangga
wereng coklat dan wereng hijau berpindah dari tanaman satu ke tanaman lainnya .
Untuk mengatasi virus tungro ini pemerintah telah menggalakan penanaman padi
VUTW (varietas unggul tahan wereng)
2. Penyakit pada hewan
a. Polyoma penyebab tumor
b. New
Castle Disease (NCD), menyerang sistem saraf pada ternak unggas, missal ayam.
NCD umumnya disebut dengan tetelo.
c. Rabies
yang dapat menyerang pada anjing, kucing, rakun serta monyet.
d.
Adenovirus penyebab penyakit saluran pernafasan, beberapa menyebabkan tumor
pada hewan tertentu.
3.
Penyakit pada manusia
a.
AIDS
HIV
merupakan virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome), suatu penyakit yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. HIV merupakan golongan virus yang jarang terdapat pada manusia, yaitu
retrovirus. Retrovirus merupakan virus RNA yang dapat membuat DNA melalui
proses transkripsi balik. Oleh karenanya, virus ini melengkapi diri dengan
enzim spesifik reverse transcriptase. HIV menyerang limfosit T4 yang mempunyai
peranan penting dalam mengatur imunitas.
Seseorang yang mengidap HIV jumlah limfosit T akan
menurun. Sekali terinfeksi HIV maka seumur hidup orang tersebut akan membawa
virus HIV. Virus HIV terdapat pada darah, cairan sperma, cairan yang dihasilkan
vagina dan cairan tubuh lainnya dari penderita AIDS. Penularan AIDS dapat terjadi melalui
hal-hal berikut ini:
1)
Hubungan seksual baik homoseksual maupun heteroseksual.
2)
Transfusi darah dan produk darah lainnya yang berasal dari pengidap AIDS.
3)
Penggunaan jarum yang berulang-ulang untuk penyuntikan, tusuk jarum, tato.
4) Dari
ibu ke bayinya sewaktu persalinan atau lewat ASI (air susu ibu).
Penularan
AIDS tidak dapat melalui hal-hal sebagai berikut.
1) Gigitan
nyamuk atau serangga
2)
Berjabat tangan
3)
Berangkulan
4) Bersin
5) Batuk
6) Air
kolam renang
b.
Hepatitis B
Hepatitis
B, virus ini berkembang di dalam jaringan hati sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan sel-sel hati.
c.
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti menunjukkan gejala panas
tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari, nafsu makan dan minum turun,
lemah, mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, nyeri ulu hati, bintik merah di
kulit, pendarahan di gusi dan hidung, berak darah, muntah darah.
d.
Influenza
Influenza
disebabkan oleh infeksi virus Orthoneovirus, ditularkan lewat udara dan masuk
ke alat-alat pernafasan. Tanda dan gejalanya adalah demam, sakit kepala, nafsu
makan menurun, nyeri otot, biasanya akan sembuh sendiri dalam 3-7 hari. Pencegahan dengan
jalan menjaga daya tahan tubuh serta menghindari interaksi dengan penderita.
e.
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau sindrom pernafasan akut.
Disebabkan oleh virus baru yang bermutasi dari virus
Corona Virus ini menyerang sistem
pernafasan.
1) Gejala
awal demam lebih dari 38 0C tubuh, menggigil.
2) Masa
inkubasi 2 sampai 10 hari.
3) Lemah,
letih dan lesu.
4) Batuk
kering dan sesak nafas karena kekurangan oksigen.
.
Polio
Virus
polio memiliki capsid dengan bentu icosahendral, virionnya tidak berselubung,
sferis dan berukuran 20-30 nm, termasuk RNA virus. Manusia merupakan
satu-satunya inang alami virus polio. Virus ini menyerang sel-sel yang
membatasi saluran pencernaan dan selsel susunan saraf pusat, masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman atau pernafasan. Gejala klinik infeksi virus
polio adalah demam, malaise, sakit tenggorokan, sakit kepala, meningitis
aseptic, poliomyelitis paralitik (lumpuh). Pencegahannya dilakukan dengan
vaksinasi secara oral.
g.
Smallpox (cacar)
Virus
cacar (virus variola, smallpox virus) merupakan virus DNA dengan ukuran 400 nm.
Manusia merupakan satusatunya inang alami virus ini, .250
meskipun dapat pula menyerang kera Infeksi awal virus variola pada
manusia terjadi pada membrane mukosa saluran pernafasan bagian atas. Virus ini
memperbanyak diri dalam mukosa dan jaringan limfa sehingga terjadi verimia
pertama. Veremia sekunder terjadi setelah perkembangbiakan virus dalam
organ-organ yang mengakibatkan erupsi pada kulit dan membran mukosa.
2. BAKTERI
Bakteri dengan
ukuran yang kecil (sekitar 0,7 - 1,3 mikron), sudah pasti luput dari perhatian
kita, namun ia terdapat hampir di seluruh bagian bumi. Saat kalian baca buku
ini pun bakteri ada di sekitar kalian dan jumlahnya sangat banyak sekali. Ia
hidup di darat, air, dan udara. Bahkan bakteri ada yang hidup di mata
air panas yang dapat membakar kullitmu.
1.
Struktur, bentuk, dan ukuran tubuh bakteri
Bakteri
memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang (bacillus) dan engkung (vibrio, coma atau spiral). Umumnya sel
bakteri yang berbentuk bulat berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron Sedangkan sel bakteri berbentuk batang
lebarnya sekitas 0,2 - 2,0 Mikron dan panjangnya 0,7 - 3,7 mikron. Bagian tubuh
bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel, protoplasma
(di dalamnya terdapat membrane sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan
bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di
antara bagian tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran
sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian
ini disebut sebagai invarian. Sedangkan bagian-bagian yang tidak selalu ada
pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul.
Bagianbagian ini disebut varian.
Susunan
bagian-bagian utama sel bakteri, dijelaskan sebagai berikut.
a.
Membran sel
Membran
sel merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya, terletak di
sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak terikat erat dengan dinding sel. Bagi
membran sel sangat vital, bagian ini merupakan batas antara bagian dalam sel
dengan lingkungannya. Jika membran sel pecah atau rusak, maka sel bakteri akan
mati. Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan
fosfo-lipid ini terdapat senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar
berbeda-beda pada berbagai sel bakteri.
b.
Ribosom
Ribosom
merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein. Bentuknya
berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas
protein dan RNA.
c.
DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA
merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa benang
sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis protein
bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti
yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel
eukariotik.
d.
Dinding sel
Dinding
sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari
monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino). Berdasarkan susunan
kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan bakteri
gramnegatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit
daripada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri grampositif hanya tersusun
atas satu lapis peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri
gram-negatif terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein dan
polisakarida, lapisan dalamnya tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis
dibanding lapisan peptidoglikan pada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri
berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi kekuatan, melindungi sel dan
menyelenggarakan Pertukaran zat antara
sel dengan lingkungannya.
e.
Flagel
Flagel
merupakan alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri
disebabkan oleh flagel. Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa
protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri
mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri
bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau lebih, dan letaknya dapat di ujung,
sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah
satu dasar penggolongan bakteri.
f.
Pilus
Pada
permukaan sel bakteri gram-negatif seringkali terdapat banyak bagian seperti
benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus
merupakan alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan
bahan-bahan padat lain, misalnya makanan sel bakteri.
g.
Kapsul
Kapsul
merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada mumnya kapsul tersusun atas senyawa
polisakarida, polipeptida atau protein-polisakarida (glikoprotein). Kapsul
berfungsi untuk perlindungan diri terhadap antibodi yang dihasilkan sel inang.
Oleh karenanya kapsul hanya didapatkan pada bakteri pathogen.
h.
Endospora
Di antara
bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora merupakan cara
bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain: panas, dingin, kering, tekanan
osmosis dan zatkimia tertentu. Jika kondisi lingkungan membaik maka endospora
akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan diri.
2.
Penggolongan bakteri
a.
Berdasarkan bentuk tubuhnya
1) Kokus
(bulat)
a)
Streptokokus, misalnya Streptococcus pyrogenes, S.thermophillus, S.lactis.
b)
Stafilokokus, misalnya Staphylococcus aureus.
c)
Diplokokus, misalnya Diplococcus pnemoniae
2) Basil
(batang)
a)
Basilus, misalnya Eschericcia coli, Salmonella thypi, Lactobacillus.
b)
Streptobasil, misalnya Azotobacter, Bacillus anthracis.
3) Vibrio
(koma)
Vibrio,
misalnya Vibrio cholerae.
4)
Spirillum (spiral)
Spirillum,
misalnya Treponema pallidum.
b.
Berdasarkan kedudukan flagella pada selnya
1)
Monotrik
Monotrik,
berflagel satu pada salah satu ujung.
Bentuk-bentuk
monera,
(a) Kokus,
(b) Basil,
(c)
Vibrio,
(d)
Spirillium.
Berbagai
bakteri berdasarkan flagelnya
2)
Amfitrik
Amfitrik,
flagel masing-masing satu pada kedua ujung.
3) Lofotrik
Lofotrik,
berflagel banyak di satu ujung.
4)
Peritrik
Peritrik,
berflagel banyak pada semua sisi tubuh.
c.
Berdasarkan pewarnaan Gram (Gram strain)
1) Bakteri
gram-positif
Bakteri
gram-positif, dinding sel lebih sederhana, banyak mengandung peptidoglikan.
Misalnya Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus dan Aerococcus.
2) Bakteri
gram-negatif
Bakteri
gram-negatif, dinding sel lebih kompleks, peptidoglikan lebih sedikit. Misalnya
Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio,
Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium.
d.
Berdasarkan kebutuhan oksigen
1) Bakteri
aerob
Bakteri
aerob, bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi,
misalnya Nitrosomonas, Nitrobacter, Nitrosococcus.
2) Bakteri
anaerob
Bakteri
anaerob, tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, misalnya
Micrococcus denitrificans.
e.
Berdasarkan cara memperoleh makanan (bahan organik)
1)
Autotrop
Autotrop,
menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan
anorganik. Bakteri autotrop, berdasarkan sumber energinya dibedakan
atas: fotoautotrop (sumber energi dari cahaya) dan kemoautotrop (sumber energi
dari hasil reaksi kimia).
2)
Heterotrop
Heterotrop,
tidak menyusun makanan sendiri, memanfaatkan bahan organik jadi yang berasal
dari organisme lain. Termasuk bakteri heterotrop adalah bakteri saprofit, yaitu
bakteri yang mendapat makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.
2.
Reproduksi pada Bakteri
a.
Reproduksi aseksual
Pada
umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya mbelahan terjadi secara langsung, dari satu
sel membelah menjadi dua sel anakan.
Masing-masing
sel anakan akan membentuk dua sel anakan lagi, demikian seterusnya. Proses
pembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua kopi DNA
identik, diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding pemisah
di antara kedua sel anak bakteri.
b.
Reproduksi seksual
Bakteri
berbeda dengan eukariota dalam hal cara penggabungan DNA yang datang dari dua individu
ke dalam satu sel. Pada eukariota,proses seksual secara meiosis dan fertilisasi
mengkombinasi DNA dari dua individu ke dalam satu zigot. Akan tetapi, jenis
kelamin yang ada pada ekuariota tidak terdapat pada prokariota. Meiosis dan
fertilisasi tidak terjadi, sebaliknya ada proses lain yang akan mengumpulkan
DNA bakteri yang datang dari individu-individu yang berbeda. Proses-proses ini
adalah pembelahan transformasi, transduksi dan konjugasi.
1)
Transformasi
Dalam
konteks genetika bakteri, transformasi merupakan perubahan suatu genotipe sel
bakteri dengan cara mengambil DNA asing dari lingkungan sekitarnya. Misalnya,
pada bakteri Streptococcus pneumoniae yang tidak berbahaya dapat ditransformasi
menjadi sel-sel penyebab pneumonia dengan cara mengambil DNA dari medium yang
mengandung sel-sel strain patogenik yang mati. Transformasi ini terjadi ketika
sel nonpatogenik hidup mengambil potongan DNA yang kebetulan mengandung alel
untuk patogenisitas (gen untuk suatu lapisan sel yang melindungi bakteri dari
sistem imun inang) alel asing tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
kromosom bakteri menggantikan alel aslinya untuk kondisi tanpa
pelapis. Proses ini merupakan rekombinasi genetik - perputaran segmen DNA
dengan cara pindah silang (crossing over). Sel yang ditransformasi ini sekarang
memiliki satu kromosom yang mengandung DNA, yang berasal dari dua sel yang
berbeda.
Reproduksi bakteri dengan jalan
transformassi
2)
Transduksi
Pada
proses transfer DNA yang disebut transduksi, faga membawa gen bakteri dari satu
sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu transduksi umum
dan transduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus
reproduktif faga. Diakhir siklus litik faga, molekul asam nukleat virus
dibungkus di dalam kapsid, dan faga lengkapnya dilepaskan ketika sel inang
lisis.
Kadangkala sebagian kecil dari DNA sel inang yang terdegradasi menggantikan
genom faga. Virus seperti ini cacat karena tidak memiliki materi genetik
sendiri. Walaupun demikian, setelah pelepasannya dari inang yang lisis, faga
dapat menempel pada bakteri lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang
didapatkan dari sel pertama. Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan
daerah homolog dari kromosom sel kedua. Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi
DNA yang berasal dari dua sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis
transduksi ini disebut dengan transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer
secara acak.
Untuk
transduksi khusus memerlukan infeksi oleh faga temperat, dalam siklus lisogenik
genom faga temperat terintegrasi sebagai profaga ke dalam kromosom bakteri
inang, di suatu tempat yang spesifik. Kemudian ketika genom faga dipisahkan
dari kromosom, genom faga ini membawa serta bagian kecil dari DNA bakteri yang
berdampingan dengan profaga. Ketika suatu virus yang membawa DNA bakteri
seperti ini menginfeksi sel inang lain, gen-gen bakteri ikut terinjeksi
bersama-sama dengan genom faga. Transduksi khusus hanya mentransfer gen-gen
tertentu saja, yaitu gen-gen yang berada di dekat tempat profaga pada kromosom
tersebut.
c.
Konjugasi dan Plasmid
Konjugasi
merupakan transfer langsung materi genetik antara dua sel bakteri yang
berhubungan sementara. Proses ini, telah diteliti secara tuntas pada E. Coli.
Transfer DNA adalah transfer satu arah, yaitu satu sel mendonasi (menyumbang)
DNA, dan "pasangannya" menerima gen. Donor DNA, disebut sebagai
"jantan", menggunakan alat yang disebut piliseks untuk menempel pada
resipien (penerima) DNA dan disebut sebagai "betina". Kemudian sebuah
jembatan sitoplasmik sementara akan terbentuk diantara kedua sel tersebut,
menyediakan jalan untuk transfer DNA. Plasmid adalah molekul DNA kecil,
sirkular dan dapat bereplikasi sendiri, yang terpisah dari kromosom bakteri.
Plasmid-plasmid tertentu, seperti plasmid f, dapat melakukan penggabungan
reversible ke dalam kromosom sel. Genom faga bereplikasi secara terpisah di
dalam sitoplasma selama siklus litik, dan sebagai bagian integral dari kromosom
inang selama siklus lisogenik. Plasmid hanya memiliki sedikit gen, dan gen-gen
ini tidak diperlukan untuk pertahanan hidup dan reproduksi bakteri pada kondisi
normal. Walaupun demikian, gengen dari plasmid ini dapat memberikan keuntungan
bagi bakteri yang hidup di lingkungan yang banyak tekanan. Contohnya, plasmid f
mempermudah rekombinasi genetik, yang mungkin akan menguntungkan bila perubahan
lingkungan tidak lagi mendukung strain yang ada di dalam populasi bakteri.
3.
Peranan bakteri
a.
Bakteri fotosintetik
Sebagaimana
tumbuhan hijau, bakteri fotosintetik menggunakan energi cahaya matahari untuk
mereduksi karbon dioksida menjadi karbohidrat. Akan tetapi, berlawanan dengan
fotosintetis pada tumbuhan hijau, sumber elektron bakteri bukan air. Bakteri
belerang ungu dan bakteri belerang hijau menggunakan hidrogen sulfida (H2S)
untuk menyediakan elektron yang diperlukan dalam mensistesis energi. Dalam
proses itu bakteri tersebut menghasilkan unsure belerang. Bakteri fotosintetik
mengandung bentuk klorofil khusus yang disebut bakteriklorofil yang tergabung
di dalam membran mesosom. Dengan peralatan ini, bakteri dapat menjalankan
fotosistem I tetapi tidak fotosistem II (yang menerangkan ketidakmampuannya
menggunakan H2O sebagai sumber elektron). Kebanyakan bakteri fotosintetik itu
anaerob obligat, mereka tidak tahan terhadap oksigen bebas. Jadi terbatas pada
habitat, seperti permukaan sedimen di dasar kolam. Di tempat-tempat seperti
itu, mereka memanfaatkan energi cahaya apapun yang melalui ganggang hijau dan
tumbuhan air yang tumbuh dalam air di atasnya. Spektrum absorpsi pada bakteri
klorofil sebagian besar terletak di daerah spektrum infra merah sehingga mereka
dapat menangkap energi yang tak tertangkap oleh alga di atas mereka. Bakteri
fotosintetis dapat mengikat N2 menjadi bentuk senyawa misalnya NH3 dan NO3.
b.
Bakteri kemoautotrop
Beberapa
bakteri tak berwarna juga mempunyai kemampuan seperti organisme berklorofil,
yaitu mampu membuat karbohidrat dari bahan mentah anorganik, tetapi mereka
tidak menggunakan energi cahaya untuk melakukan hal itu. Pengubahan karbon
dioksida menjadi karbohidrat dapat pula terjadi dalam sel-sel hewan seperti
pada sel-sel tumbuhan. Reaksi "gelap" yang menentukan juga diketahui
berlangsung dalam sel-sel bakteri kemoautotrop. Mereka memperoleh energi dan
elektron-elektron dengan melaksanakan oksidasi beberapa substansi tereduksi
yang ada di alam sekitarnya. Energi bebas tersedia oleh oksidasi ini kemudian
digunakan untuk pembuatan karbohidrat. Bakteri belerang yang kemoautotrop
mengoksidasi H2S di tempat tinggalnya (mata air belerang) sehingga menghasilkan
energi.
3. JAMUR
1. Ciri – ciri jamur
Jamur
termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki membran
inti. Sel jamur juga memiliki dinding sel dari bahan kitin (chitine) yang
merupakan polimer karbohidrat mengandung nitrogen.
Zat ini
juga terdapat pada eksoskeleton hewan arthropoda, seperti laba-laba dan
serangga. Senyawa kitin bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda dengan
tumbuhan umum yang dinding selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku.
Umumnya jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga
yang bersel tunggal (uniseluler), contohnya jamur ragi tape (Saccharomyces sp).
Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benangbenang halus yang disebut hifa.
Kumpulan hifa jamur membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada jamur
multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar di
dalam sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik
(coenocytic). Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai
jamur monositik (monocytic). Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur
tidak memiliki daun dan akar sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil
sehingga tidak mampu berfotosintesis. Dengan demikian, jamur merupakanorganisme
heterotrop, yaitu organisme yang cara memperoleh makanannya dengan mengabsorbsi
nutrisi dari lingkungannya atau substratnya. Sebelum mengabsorbsi makanan yang
masih berupa senyawa kompleks, ia mensekresikan enzim hidrolitik ekstraseluler
atau ferment untuk menguraikannya lebih dahulu di luar selnya. Jamur ada yang
hidup sebagai parasit, ada pula yang bersifat saprofit. Selain itu, ada pula
yang bersimbiosis dengan organisme lain secara mutualisme. Sebagai parasit,
jamur mengambil makanan langsung dari inangnya.
Jamur
jenis ini memiliki haustorium, yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan
langsung dari inangnya. Sebagai saprofit, jamur mengambil makanan dari
sisa-sisa organisme lain yang telah mati. Jamur yang bersimbiosis, mengambil
nutrisi berupa zat organik dari organisme lain dan organisme itu mendapatkan
zat tertentu yang bermanfaat dari jamur tersebut. Jamur dapat berkembang biak
secara aseksual dan seksual. Meski demikian, perkembangbiakan secara seksual
lebih mendominasi karena dilakukan oleh hampir semua jamur tersebut.
2.
Klasifikasi jamur
1.
Chytridiomycota
Divisio
Chytridiomycota sering dianggap sebagai bentuk peralihan antara divisio
Protista dengan division Jamur. Akan tetapi, para ahli sistematika molekuler
yang
membandingkan
urutan protein dan urutan asam nukleat divisio ini dengan jamur, telah
menemukan bukti bahwa Chytridiomycota termasuk golongan jamur. Sebagian
besar hytridiomycota merupakan organisme
akuatik, beberapa di antaranya bersifat saprofitik dan parasit pada
invertebrata akuatik. Ciri utama divisio ini adalah nutrisi yang absorbtif dan
dinding selnya tersusun atas senyawa chitin, memiliki hifa senositik dan
bereproduksi dengan membentuk zoospora berflagel. Contohnya Chytridium.
2.
Zygomycota
Sekitar
600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota.
Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di tanah atau pada
tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza,
yaitu asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan
tumbuhan tinggi. Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa hanya
ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi saja.
Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora. Contoh
yang paling mudah didapat dari anggota divisio ini adalah Rhizopus stoloniferus
(Gambar 6.3). Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa organik atau parasit pada
tanaman ubi jalar. Ada pula yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan
seperti roti, nasi, wortel, jambu dan lain-lain. Meskipun demikian ada yang
dapat dimanfaatkan dalam proses
fermentasi bahan makanan (dalam pembuatan tempe) dan asam-asam organik yang
berguna bagi kita.
3. Ascomycota
Ciri khas
Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk askospora.
Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium. Konidium ini
dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium merupakan hifa
khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa penyokong yang disebut konidiofor.
Di antara Ascomycota ada yang bersel tunggal, bersel banyak membentuk miselium
dan ada pula yang membentuk tubuh buah. Beberapa contohnya adalah sebagai
berikut.
a) Bersel
satu
Saccharomyces
cerevisiae, dikenal sebagai ragi atau yeast.
b) Bersel
banyak membentuk miselium
1)
Aspergillus oryzae, untuk melunakkan adonan roti.
2) A.
wentii, bermanfaat dalam pembuatan kecap.
3)
Penicillium notatum, P.chrysogeum menghasilkan antibiotic penisilin.
4)
Neurospora crassa, diperoleh dari oncom merah atau tongkol
jagung rebus, digunakan untuk penelitian sitogenetika.
c)
Membentuk tubuh buah
Xylaria
dan Nectaria, tubuh buah besar, hidup saprofit pada kayu yang membusuk.
Dari
berbagai pengamatan secara teliti terhadap jamur tidak semua dapat diketahui
cara reproduksi seksualnya. Jamur-jamur yang seperti ini untuk sementara digolongkan ke dalam Deuteromycota (Fungi
Imperfecti = Jamur tidak sempurna). Jika suatu saat diketahui fase seksualnya,
maka jamur itu digolongkan sesuai dengan alat perkembangbiakan seksualnya.
Contohnya jamur Monilia sithophila (jamur oncom), setelah diketahui fase
seksualnya membentuk askospora, maka digolongkan ke dalam Divisio Ascomycoya
dan diberi nama Neurospora sithophila.
a.
Genus Saccharomyces
Jamur ini
tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain. Tubuhnya terdiri atas
sel bulat
atau oval. Spesies yang terkenal dari genus Saccharomyces ini adalah jenis
Saccharomyces
cerevisiae. Sel-sel Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas sehingga membentuk
rantai sel yang menyerupai hifa atau hifa semu. Saccharomyces cerevisiae dapat
berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual diawali
dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas kecil. onjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke
dalamnya, sehingga sel menyempit pada bagian dasarnya. Selanjutnya nucleus
dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu anak inti bergerak ke dalam
tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri dari induknya atau membentuk
tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan optimum satu sel dapat
membentuk koloni dengan 20 kuncup. Perkembangbiakan seksual terjadi jika
keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Pada prosesnya, sel Saccharomyces
cerevisiae berfungsi sebagai askus. Nukleusnya yang diploid (2n) membelah
secara meiosis, membentuk empat sel haploid (n). Intiinti haploid tersebut akan
dilindungi oleh dinding sel sehingga mem-bentuk askospora haploid (n). Dengan
perlindungan ini askospora lebih tahan terhadap lingkungan buruk. Selanjutnya,
empat askospora akan tumbuh dan menekan dinding askus hingga pecah, akhirnya
spora menyebar. Jika spora jatuh pada tempat yang sesuai, sel-sel baru akan
tumbuh membentuk tunas, sebagaimana terjadi pada fase aseksual.
b.
Genus Neurospora
Semula,
sebelum diketahui fase perkembangbiakan seksualnya, jamur ini dimasukkan ke
dalam golongan Jamur Tidak Sempurna atau Fungi Imperfecti dan diberi nama
Monilia sithophila. Sejak penemuan fase seksualnya oleh B.O.Dodge pada tahun
1926, bahwa jamur ini menghasilkan askus maka jamur ini dimasukkan ke dalam
golongan Ascomycota. Sedangkan fase aseksualnya sudah lama diketahui, yaitu
sejak tahun 1843.
c.
Genus Aspergillus
Fase
perkembangbiakan aseksual Aspergillus menghasilkan konidium yang disangga
konodiofor. Ujung konidiofornya berbentuk seperti bola dengan sejumlah cabang
yang masing-masing menyangga ranting konidium. Jamur ini tumbuh sebagai saproba
pada berbagai macam bahan organik, seperti roti, olahan daging, butiran padi,
kacangkacangan, makanan dari beras atau ketan, dan kayu. Jamur ini dapat bertahan
hidup dalam keadaan asam, kandungan gula tinggi, atau kadar garam tinggi, pada
keadaan itu bakteri terhambat pertumbuhannya. Beberapaspesies jamur ini,
misalnya Aspergillus fumigatus menyebabkan Aspergilosis pada unggas. Penyakit
ini menyerang saluran pernafasan akibat menghirup udara yang mengandung spora
dari kotoran yang berjamur. Meskipun jarang dijumpai, penyakit ini dapat
menyerang manusia. Pada manusia, gejala penyakit ini sangat mirip dengan gejala
TBC yang disebabkan bakteri. Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin, suatu
senyawa racun yang diduga menyebabkan kanker hati. Jamur ini dapat dijumpai
pada kacang tanah atau produk makanan yang terbuat dari kacang tanah. Oleh
karenanya, hindarilah mengkonsumsi kacang tanah yang sudah tidak segar atau
produk makanan dari kacang tanah yang permukaannya mulai berubah warna.
Aspergillus ada juga yang bermanfaat bagi manusia, seperti A. niger
menghasilkan asam sitrat dan A. oryzae yang menghasilkan enzim amylase untuk merombak amilum dalam
pembuatan minuman beralkohol, juga digunakan dalam pembuatan kecap, tahu, dan
taoco.
d.
Genus Penicillium
Pada
tempat-tempat yang ditumbuhi Aspergillus dapat juga ditemukan Penicillium.
Fase
aseksual jamur ini menghasilkan konidium yang disangga oleh konidiofor. Berbeda
dengan Aspergillus, konidiofor Penicillium bercabang-cabang, dan masing-masing
menyangga sekumpulan cabang yang lebih pendek. Beberapa spesies Penicillium
digunakan dalam pembuatan keju, seperti P.camemberti dan P.requoforti yang
memberikan aroma khas pada keju. P.notatum dan P.chrysogenum menghasilkan
penisilin. P.digitarum dan P.italicum dapat menyebabkan kerusakan pada buah
jeruk. P.expansum menyebabkan buah apel membusuk di tempat penyimpanan.
4.
Basidiomycota
Nama
Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid dalam
daur hidup Basidiomycota yang berbentuk
seperti gada. Pada umumnya jamur ini merupakan saproba yang penting.
Aktivitasnya adalah menguraikan polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian
tumbuhan yang lain. Sekitar 25.000 spesies dari divisio ini telah
diidentifikasi. Ciri umum jamur ini adalah hifa bersepta, fase seksualnya
dengan pembentukan basidiospora yang terbentuk pada basidium yang berbentuk
gada, membentuk tubuh buah (basidiokarp) seperti payung yang terdiri atas
batang dan tudung. Di bagian bawah tudung terdapat lembaran-lembaran, tempat
terbentuknya basidium. Semua anggota divisio Basidiomycota beradaptasi pada
kehidupan di darat sebagai saproba, parasit pada organisme lain dan mikorhiza!
Daur
hidup Basidiomycota
Fase
aseksual Basidiomycota ditandai dengan pembentukan konidium, sedangkan fase
seksualnya ditandai dengan membentuk basidiospora. Spora pada konidium maupun
basidiospora pada kondisi yang sesuai tumbuh membentuk hifa bersekat melintang
yang berinti satu (monokariotik). Selanjutnya , hifa akan tumbuh membentuk
miselium. Di antara hifa ada yang berjenis (+) dan ada yang (-). Jika hifa (+)
dan hifa (-) bertemu, bersentuhan, maka dinding sel yang membatasi keduanya akan melebur, sehingga
terbentuk saluran sel. Hifanya kemudian menjadi berinti dua (dikariotik). Sel
hifa dikariotik terus tumbuh menjadi miselium. Dari miselium ini muncul tubuh
buah (basidiocarp). Tubuh buah akan membentuk basidium. Di dalam basidium, inti
yang mula-mula dua buah (masing-masing haploid) melebur menjadi satu inti
diploid. Inti diploid akan membelah
secara meiosis dan menghasilkan 4 basidiospora haploid. Demikian
seterusnya daur hidup berulang lagi!
Beberapa contoh Basidiomycota
yang penting adalah sebagai berikut.
1) Volvariella
volvacea dan Agaricus bisporus, jamur yang dibudidayakan untuk dimasak sebagai
bahan makanan. Jamur ini ditanam pada medium yang mengandung selulosa (misalnya
jerami) dengan kelembapan tinggi.
2) Auricularia polytrica (jamur kuping), jamur
ini enak dimakan, hidup pada batang tumbuhan yang telah mati.
Beberapa contoh Basidiomycota yang
merugikan adalah sebagai berikut.
1)
Puccinia graminis, jamur ini hidup parasit pada rumput.
2)
Ustilago maydis, jamur ini parasit pada tanaman jagung, menyerang sukam daun ,
tongkol, jumbai dan tangkai. yang paling menyolok jika tanaman jagung diserang
jamur ini adalah adanya beberapa butiran jagung pada tongkolnya menjadi jauh
lebih besar dari ukuran normal.
3)
Ganoderma pseudoferreum, jamur ini penyebab busuk akar pada tanaman coklat,
kopi, teh, karet dan tanaman perkebunan lain.
4)
Ganoderma applanatum, jamur ini menyebabkan kerusakan pada kayu.
4.
KHAMIR (YEAST)
Khamir
merupakan unit sekluler dan kebanyakam n dari mereka termasuk devisio Ascomycota. Sel khamir dapat berbentuk
bola ,oval atau silindris dengan ukuran diameter bervariasi antara 3-5 mikro
meter.Sel khamir dapat berfariasi baik dalam hal bentujk atau ukuran.Hal ini
bergabtung dari umur dan lingkungannya .
Khamir tidak dilengkapi flagel atau organ – organ penggerak lainya .Sel
khamir lebih jauh besar dari beakteri dan dapat dibedakan dari sel bakteri
selaun karena perbedaan ukuran juga dari keberadaan struktur – struktur
internalnya. Contoh khamir yang paling
popular adalah dari genus Saccharomyces.
Kebanyak
sel khamir membentuk diri dengan cara tunas (budding). Meskipun demikian ada sebagian kecil sel
khamir yang dapat memperbanyak diri dengan membelah diri sama besar (binary
fission). Dalam proses pertunasan mula – mula diawali dengan lisisnya dinding
sel pada daerah tertentu.Dengan tidak adanya dinding sel pada daerah tersebut
,menyebabkan terjadinya tekanan dari isi sel keluar membentuk struktur seperti
balon yang dikelilingi dinding sel induknya. Bagian ini membesar,nukeus
membelah secara mitosis dan nucleus hasil pembelahan kemudian berpindah menuju
tunas yang terbentuk tadi.Tunas yang baru melanjutkan pertumbuhanya sampai
sampai akhirnya tunas akan melepaskan diri dari sel induknya dan siklus
replikasi telah lengkap. Bila setelah
terbentuk satu tunas tidak dilanjutkan dengan pemisahan tunas ,maka suatu
rantai sel berbentuk bola .Kegagalan dalam memisahkan tunas – tunas baru yang
terbentuk secara terus menerus akan menghasilkan suatu rantai sel khamir yang
memanjang yang disebut pseodohyphae.
Sel khamir akan menghasilkan
koloni berwarna pucat keruh dan umumnya mempunyai diameter antar 0,5 sampai 3,0
mm. Sebagian kecil spesies ini
menghasilkan pigmen ,tetapi kebanyakan hanya menghasilkan warna krem. Ragi
dengan nilai ekonomis yang paling penting saat ini dikenal dengan khamir yang
digunakan untuk pembuatan roti dan pembuatan bir,yang merupakan anggota dari
genus Saccharomyces.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dibahas sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa:
Mikroorganisme mempunyai ciri – cirri yang spesifik yaitu ;
mempunyaiukuran yang kecil ± 0,001 mm. Kemampuan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupan seperti mengalami pertumbuhan,menghasilkan energi,bereproduksi dengan
sendirinya.Selnya tergolong prokariotik (Bakteri)
Mikroorganisme dapat hidup dilingkungan air maupun tanah.
Contoh dari lingkungan air adalah
1.Salmonela typhosoa
adalah penyebab penyakit tipus perut.
2.Shigella disentriae
adalah penyebab penyakit disentri mejan.
3.Entamoeba
histolytica adalah mikroorganisme yang tergolong protozoa yang menyebabkan
penyakit disentri pula.
4.Vibrio comma adalah penyebab
penyakit klorera endemis di Indonesia.
5.Clostridium tetani
adalah penyebab penyakit rahang kejang atau tetanus.
Contoh lingkungan tanah adalah merupakan campuran populasi
dari protozoa(amoeba.flegelata,cilliata),bakteri(Clostridium
,Rhizobium),alga(alga biru,alga hijau,diatom),jamur(berbagai ragi,dan berbagai
phycomycotes ,Ascomycotes).
Perbedaan virus, jamur, bakteri,dan khamir,adalah secara
umum mikroorganisme ini bersel satu dan
prokariotik(bakteri).Tidak bisa hidup sendiri,sebagai parasit.
Ada mikroorganisme yang melakukan reproduksi seksusl dan
juga aseksual.
3.2
SARAN
Dalam lingkungan kita banyak sekali organisme yang tak
tampak yang kadang memberi dampak buruk bagi kelangsugan hidup manusia. Untuk
itu hati – hati lah dan jangan lupa jaga kebersihan dimanapun anda berada.
Tapi jangan salah,bahwa ada juga mikroorganisme yang
menguntungkan manusia seperti jamur.yang dapat mefregmentasikan suatu makanan
sehingga berguna bagi kebutuhan manusia.
daftar pustakanya mana mir?
BalasHapushayoo.. jgn lupa, itu penting lo :)
apakah semua bakteri mati jika terkena matahari secara terus menerus?
BalasHapusmas boleh gak saya mintak daftar pustaka tentang jamur dan yeast?
BalasHapusmakasih mas