Minggu, 28 Juli 2013

TAMANAN MANGGIS


TANAMAN MANGGIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta ini tercipta dengan proses yang sangat rumit dan mengagumkan, demikian juga dengan bumi dan seluruh komponen yang ada di dalamnya.. Indonesia secara astronomis terletak pada 6 LU - 11 LS dan 95 BT -141 BT. Berdasarkan letak lintang tersebut Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis. Di negara tropis ini, terdapat beraneka ragam tumbuhan. Salah satunya adalah tanaman manggis. Tanaman manggis ini berbunga pada bulan Mei sampai Januari dan banyak tumbuh di daerah tropis, terutama di Kepulauan Nusantara. Pohon manggis selalu berwarna hijau dengan tinggi sekitar 6-20 meter. Batangnya tegak di mana batang pokoknya terlihat jelas, kulit batangnya berwarna cokelat dan memiliki getah kuning. Helaian daunnya berwarna hijau gelap di permukaan bagian atas dan berwarna hijau terang di bagian bawahnya.Buah manggisnya sendiri berbentuk bola tertekan dengan garis tengah sekitar 3,5-7 cm. Kulit buah manggis tebal dan setelah masak berwarna merah keunguan. Namun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Isi dari buah manggis berwarna putih salju.
Keeksotisan warna dari buah manggis ini menyebabkan ia dijuluki “Queen of Fruit” yang berarti Ratu Buah. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tanaman manggis hanya pada buahnya saja. Karena buahnya yang mengandung gula sakarosa ini membuat rasanya manis menyegarkan sehingga banyak orang yang menggemarinya. Komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14I U vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B (tiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg.
Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar, karena olahan awetannya kurang digemari oleh masyarakat.Selain buahnya yang menggandung banyak zat yang beguna bagi tubuh, ternyata setelah diteliti kulit buah manggis juga mengandung berbagai macam zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Diantaranya yaitu senyawa xanthone yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifoli xanthone, tovophyllin B, alfa mangostin, betamangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, dan gartanin.
Namun sebagian masyarakat belum mengetahui tentang manfaat dari kulit buah manggis tersebut sehingga mereka hanya mengkonsumsi buahnya saja dan membuang kulitnya begitu saja. Jika dibuang begitu saja tentu akan membuat lingkungan menjadi tidak enak dipandang. Hal ini sangat disayangkan karena sebenarnya kulit buah manggis mempunyai berbagai macam khasiat untuk tubuh dan dapat mengobati beberapa penyakit. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut penulis memilih judul “Pemanfaatan Kulit Buah Manggis sebagai Teh Antioksidan”. Karya tulis ilmiah ini akan menjelaskan tentang bagaimana cara pemanfaatan kulit buah manggis dan pengolahannya sehingga dapat berguna bagi masyarakat.
1 .2 Rumusan Ma salah
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Apa saja ciri-ciri dari tanaman manggis?
b.Bagaimana cara pembudidayaan tanaman manggis?
c.Bagaimana kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman manggis terutama pada bagian kulit buahnya?
d.Bagaimana cara pengolahan kulit buah manggis menjadi teh?
1.3 Tujuan penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah “Pemanfaatan Kulit Buah Manggis sebagai Teh Antioksidan” ini bertujuan untuk:
a.Mengetahui ciri-ciri tanaman manggis.
b.Mengetahui cara-cara pembudidayaan pembudidayaan tanaman manggis.
c.Mengetahui berbagai kandungan kimia dalam tanaman manggis terutama bagian kulit buahnya.
d.Mengetahui cara pengolahan kulit buah manggis menjadi teh antioksidan.
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat yang penulis harapkan melalui penulisan karya ilmiah ini, baik bagi penulis maupun bagi para pembaca umumnya adalah sebagai berikut :
a.Dapat memahami dan lebih mengenal seluk-beluk tanaman manggis.
b.Dapat mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat dalam tanaman manggis terutama bagian kulit buahnya.
c.Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tanaman manggis terutama bagian kulit buahnya.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam karya limiah ini, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a. Metode Studi Pustaka
Metode ini berupa pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari informasi-informasi penting pada buku-buku literatur yang berhubungan dengan seluk-beluk tanaman manggis terutama bagian kulit buahnya serta pemanfaatannya.
b.Metode Observasi
Metode ini berupa pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan eksperimen pembuatan dan pengolahan kulit manggis menjadi teh antioksidan.
c. Metode Pencarian di Dunia Maya
Metode ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data yang tidak didapatkan ketika studi pustaka maupun observasi. Cara ini dilakukan dengan mencari data – data melalui website – website yang terkait dengan seluk-beluk tanaman manggis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asal-Usul Tanaman Manggis
clip_image010 Manggis (Garcinia mangostana L.) pada umumnya dikenal sebagai tanaman budidaya, walaupun kadang ada laporan mengenai spesies liarnya yang berada di Malaysia. Jenis ini mirip sekali dengan Garcinia hombroniana Pierre (Kepulauan Nikobar) dan dengan G. malaccensis T. Anderson, yang berasal dari Malaysia. Manggis diduga merupakan hasil silangan alotetraploid dari kedua jenis tersebut. Asal-usul manggis diduga berasal dari Asia Tenggara, mungkin dari Indonesia (Pulau Kalimantan). Tanaman manggis menyebar ke timur sampai ke Papua Nugini dan Kepulauan Mindanau (Filipina), dan ke utara melalui Semenanjung Malaysia menyebar terus ke Thailand bagian selatan, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja.
Gambar1.Pohon Manggis
Tanaman manggis telah dikenal oleh para peneliti dari Barat sejak awal tahun 1631. Tanaman ini dijumpai tumbuh liar pada kisaran jenis tanah dan lokasi yang cukup luas. Penanaman pada skala yang lebih luas terjadi secara bersamaan dengan meluasnya permukiman pada awal penyebaran penduduk Asia Tenggara. Para pelancong, penjelajah, atau kolektor tanaman Eropa terdahulu seperti Mjobery (Swedia), Fairchild (Inggris), Laurent Garcin (Perancis), dan Popenoe (Amerika) telah mendiskripsikan tanaman manggis. Hanya dalam dua abad terakhir tanaman manggis tersebar ke negara-negara tropik lainnya, seperti Srilangka, India bagian selatan, Amerika Tengah, Brazil, dan Queesland (Australia).
Penamaan ilmiah Garcinia mangostana kepada manggis diberikan sesuai dengan nama penjelajah dari Perancis yang bernama Laurent Garcin (1683± 1751) dan telah dibudidayakan untuk waktu yang lama di berbagai tempat di daerah tropik basah. Pada awalnya dikenal dengan nama Mangostana Garcinia Gaertner, termasuk ke dalam famili Guttiferae yang memiliki 35 genus dan lebih dari 800 spesies yang berasal dari daerah tropic, di antaranya 9 genus dengan spesies yang merupakan pohon buah-buahan. Lima genus dengan sekitar 50 spesies dari famili ini berasal di kawasan Asia Tenggara. Garcinia dianggap satu tipe genus dalam famili ini yang juga termasuk Mammea. Mammea merupakan genus dengan yang mempunyai nilai ekonomi penting yang dikenal dengan mammy apple atau mammy, M.Americana.
Menurut Cox (1976), genus Garcinia merupakan genus yang terbesar (lebih dari 400 spesies), 40 spesies dapat dimakan dan banyak dijumpai di Pulau Kalimantan. Di Asia Tenggara, manggis dikenal dengan banyak nama, seperti manggis di Indonesia dan Malaysia, kadang dikenal nama setor, mesetor, atau sementah di Malaysia, manggustan atau manggis di Filipina, mongkhul di Kamboja, mangkhud di Laos, dodol atau mangkhut di Thailand, dan cay mangcut di Vietnam, mangustai di Tamil. Di Prancis disebut mangostanaier, mangouste, atau mangostier, di Spanyol disebut mangostan, di Jerman mangostane, di Belanda mangoestan atau manggis, sedangkan di Portugis dikenal dengan mangosta atau mangusta.
2.2 Klasifikasi Tanaman Manggis
Dalam ilmu biologi manggis dikenal dengan nama Garcinia mangostana L, dengan klasifikasi lengkapnya sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Parietales
Family : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia Mangostana L.
2.3 Habitat
Manggis merupakan tanaman budidaya di daerah tropis. Tumbuhan ini tumbuh subur pada kondisi dengan banyak mendapat sinar matahari, kelembaban tinggi, dan musim kering yang pendek (untuk menstimulasi perbungaan). Pada kondisi kering, diperlukan irigasi untuk menjaga kelembapan tanah. Tumbuhan ini ditanam hingga ketinggian 1000 m dpl (20 - 40°C) di daerah tropis, namun pertumbuhan maksimal berlangsung di daerah dataran rendah.
2.4 Budidaya
2.4.1 Syarat Tumbuh
1.Tinggi tempat
Mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 800 m dpl. Semakin tinggi daerah tempat tumbuhnya, maka bertambah lamban pertumbuhannya. Hal itu menjadi semakin panjang saat mulai berbunga dan berbuahnya.
2.Curah Hujan
Curah hujan yang sesuai yaitu berkisar antara 1500 - 2500 mm/thn, dengan periode basah 6 bln.
3.Tanah
Tanaman manggis sangat baik pertumbuhannya pada tanah yang kaya akan bahan organik, serta tanah yang aerasinya cukup baik, jenis tanah agak berat sampai tanah ringan. Berbagai tipe tanah tempat tumbuhnya manggis yaitu tanah alluvial, regosol, latosol,dll. Keasaman tanah yang sesuai adalah tanah yang mendekati netral, berkisar pada pH 5-7. Di tanah tersebut, sebagian besar unsure hara lebih mudah diserap oleh akar tanamn manggis. Tanaman manggis tidak menyukai tempat hidup yang tanahnya memiliki salinitas tinggi.
2.4.2 Bibit Tanaman Manggis
1. Bibit berasal dari perbanyakan vegetatif dengan cara sambungan.
Perbanyakan bibit dengan sambung pucuk bertujuan untuk mengatasi kelemahan sistem perakaran pada tanaman manggis, sehingga bibit memiliki perakaran yang kuat. Untuk itu ditempuh dengan menyambungkan batang bawah bibit tanaman dari varietas yang kompatibel dan memiliki perakaran kuat. Beberapa alternative tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk batang bawah sambung pucuk manggis antara lain yamplung, mundu baros, dan menjing.
Kelemahan dari bibit manggis yang berasal dari sambung pucuk antara lain pada batang bibit terdapat bekas luka sambung, dan perlu penanganan baik; bibit yang menggunakan entries dari cabang tersier akan tumbuh condong, sehingga bibit yang terbentuk tampak kurang ideal dan pertumbuhannya lambat.
Kelebihannya antara lain bibit akan memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya yang digunakan sebagai batang atas (entries), tanaman akan memiliki perakaran yang kuat apabila batang bawah yang digunakan kompatibel.
2. Bibit yang akan ditanam harus berlabel yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan Sertiviksi Benih (BPSBTPH).
2.4.3 Persiapan Tanam
1. Pengolahan Lahannya
Usahakan lahan tidak terbuka luas terhadap sinar matahari, oleh karena itu tidak perlu membabat seluruh pohon yang ada, kecuali yang mengganggu tanaman manggis berkembang. Jarak tanam manggis 8 X 10 m atau 10 X 10 m.
2. Pembuatan lubang
Lubang dibuat dengan ukuran:
· panjang :50 cm
· lebar :50 cm
· dalam :50 cm
Lubang dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu agar tanah menyerap oksigen dan terkena sinar matahari untuk mematikan bakteri yang merugikan tanaman manggis serta mengurangi keasaman tanah. Kemudian lubang ditutup dengan campuran tanah galian bagian atas dengan bahan organik. Jumlah pupuk organik yang diberikan tergantung pada kesuburan tanah.
2.4.4 Penanaman
1. Saat tanam yang baik adalah awal musim hujan.
2. Sebelum ditanam bibit diistirahatkan di tempat teduh agar benih dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
3. Penanaman hanya sampai leher akar.
2.4.5 Pemeliharaan
1. Pembuatan naungan.
clip_image012Oleh karena tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung untuk itu perlu dibuat naungan.. Lama tanaman manggis diberi naungan adalah sampai berumur ± 2 tahun.
Ukuran naungan adalah sebagai berikut : Gambar 2.NaunganTanaman Manggis
· panjang 60 cm
§ lebar  40 cm
§ tinggi 75 cm
Naungan berupa tonggak dari kayu / bambu, atap dari daun alang-alang atau daun kelapa dan lain-lain sedangkan dinding kosong.
2. Untuk pertumbuhan vegetatif yang baik, satu bulan setelah tanam diberi 100-200 gram urea/pohon. Pemberian diulang setiap enam bulan sekali dan ditambah dengan pupuk kandang 20-30 kg/pohon. Apabila tanaman manggis sudah berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 0,5 kg/pohon dan diulang setiap enam bulan sekali.
3. Penyiangan
Penyiangan adalah membersihkan dari gulma yang mengganggu pertumbuhan atau mengganggu proses produksi. Penyiangan gulma bertujuan untuk menghindari persaingan penyerapan unsure hara oleh tanaman manggis dengan gulma. Penyiangan pada tanaman manggis hanya dilakukan terhadap tumbuhan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman saja. Hal ini disebabkan tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung.
4. Penyisipan
Apabila tanaman manggis yang ditanam ada yang mati atau pertumbuhan sangat kerdil sebaiknya segera dilakukan penyisipan/penggantian dengan bibit baru.
5. Pengendalian Hama dan  Penyakit
a.Hama
§ Tupai
Tupai menyerang buah yang hampir masak, tiap ekor tupai dapat menghabiskan 2-3 butir buah manggis/hari. Pengendalian yang sering dilakukan adalah dengan jalan menembak dengan senapan angin atau dikroyok siang hari.
§ Pemakan Daun
Ulat memakan daun yang masih muda hingga tinggal tulang-tulang daun saja, sedang warna ulatnya kelabu cokelat dan berambut. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan penggunaan insektisida sistemik.
b.Penyakit
§ Jamur Upas
Gejalanya adalah timbul pada batang atau cabang kulitnya berwarna cokelat, tetapi belum membentuk gabus tebal. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan jalan memusnahkan pada stadium rumah laba-laba. Di samping itu penyemprotan cabang-cabang yang sakit dengan fungisida antara lain Calixin 5% atau Dowco 282,5%.
§ Bercak daun
Gejalanya adalah daun yang terserang berat menjadi kuning dan rontok. Penyakit ini disebabkan oleh Cercospora averrhoae Fres. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan jalan penyemprotan dengan fungisida yaitu kaptafol atau fungisida yang mengandung bahan aktif tembaga.
2.5 Ciri-ciri
2.5.1.Akar
Sistem perakaran pada manggis mudah patah, lambat tumbuh, dan mudah terganggu. Hal ini disebabkan karena tidak dijumpai akar rambut pada akar utama maupun akar lateral. Bukti ini memberikan indikasi yang kuat bahwa awal mulanya akar memiliki sifat yang sama dengan akar dari benih yang ditumbuhkan di dalam kultur air, tetapi kurang dapat berfungsi jika ditumbuhkan dalam medium pot yang padat.
2.5.2 Batang
Batang tanaman manggis tegak dengan batang pokoknya terlihat jelas. Kulit batang biasanya berwarna coklat gelap atau hampir gelap. Morfologinya kasar dan cenderung mengelupas. Batang tanaman manggis juga memiliki getah yang berwarna kuning atau resin. Getah kuning atau resin ini tidak hanya berada pada batangnya saja namun juga pada semua jaringan utama tanaman manggis. Diameter batangnya sendiri sekitar 25 ±  35cm. Sedangkan tinggi dari pohon manggis mencapai 10 ± 25meter dengan ukuran kanopi sedang serta tajuk yang rindang berbentuk piramida.
2.5.3 Daun
Daun-daun pada tanaman manggis sangat rimbun di mana daun manggis ini termasuk jenis daun tunggal. Duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan. Daun manggis ini berbentuk jorong dengan pangkal daun yang membelah. Daun manggis juga tebal dan kaku. Perbandingan panjang dan lebar daun adalah 30 cm atau dengan ukuran sekitar 12-23 x 4,5-10 cm. Panjang tangkai daun adalah sekitar 1,5-2 cm dan berhubungan dengan tunas. Ujung daunnya meruncing. Tepi daun manggis rata dan menyerupai perkamen sedangkan permukaan daunnnya licin dan mengkilat. Bentuk dari tulang daunnya sendiri adalah menyirip. Permukaan atas daun manggis ini berwarna hijau gelap sedangkan permukaan bawahnya berwarna hijau terang. Daun-daun dapat bertahan sampai beberapa tahun dengan daun-daun baru pada hampir semua cabang yang dihasilkan dari trubus-trubus baru yang terjadi satu atau dua kali setahun. Daun-daun baru berwarna agak merah muda yang dapat berubah menjadi hijau cerah, tetapi perubahan warna ini hanya terjadi dalam periode yang singkat dan segera menjadi hijau gelap setelah daun-daun menjadi dewasa.
2.5.4 Bunga
clip_image014Bunga dari tanaman manggis ini bersifat uniseksual dioecious (berumah dua), akan tetapi hanya bunga betina yang dapat dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak berkembang sempurna (rudimenter), yaitu tumbuh kecil kemudian mengering dan tidak dapat berfungsi. Bunga betina terdapat pada pucuk ranting muda dengan diameter 5 ± 6 cm, pedikelnya pendek, tebal dan panjang 1,8 ± 2 cm terletak pada dasar bunga. Bunga memiliki empat sepal dan empat petal dengan tangkai bunga pendek dan tebal berwarna merah kekuning-kuningan. Bunganya tidak tahan lama membuka pada sore hari dan petalnya segera jatuh setelah itu. Gambar 3. Bunga Manggis
2.5.5 Buah
clip_image016Buah manggis dihasilkan secara partenogenesis (tanpa penyerbukan). Buah partenokarpi biasanya berbentuk bundar, berdaging lunak saat hampir masak, pipih pada bagian dasarnya di mana bagian bawahnya terdapat petal yang tebal dan rongga-rongga stigma. Sisa rongga stigma ini tetap tinggal pada ujung buahnya. Buah berbentuk bulat atau agak pipih dan relatif kecil dengan diameter 3,5-8 cm. Berat buah bervariasi antara 75 ± 150 gram tergantung pada umur pohon dan daerah geografisnya. Kulit buah mengandung getah kuning yang terasa pahit. Jika buah muda dilukai maka getah kuning akan menetes keluar.
Gambar 4. Buah Manggis
2.5.7 Kulit Buah
clip_image018Kulit buah tebalnya 0,8 ± 1 cm berwarna keungu-unguan biasanya mengandung cairan kekuning-kuningan yang rasanya pahit dan kulit buahnya mengandung tanin dan senyawa berbentuk kristal yang disebut mangostin. Pada buah yang matang struktur kulit yang keras merupakan pelindung yang sangat baik bagi daging buah yang lembut dan dapat dimakan serta memudahkan pengepakan dan pengangkutan.
Gambar 5. Kulit Buah Manggis
2.5.8 Biji
Buah manggis mengandung 2 ±3 biji yang berkembang sempurna.. Segmen-segmen umumnya berukuran tidak sama dan biasanya 1 ± 2 segmen besar yang mengandung biji. Biji-biji besar berbentuk pipih berwarna ungu kegelapan atau cokelat, tertutup oleh serat lunak yang menyebar sampai ke dalam daging buah. Biji manggis merupakan biji apomik yang terbentuk dari sel-sel nuselus pada buah partenokarpi. Biji berwarna cokelat dengan panjang 2 ± 2,5 cm, lebar 1,5 ± 2,0 cm dan tebalnya antara 0,7 ± 1,2 cm. Biji diselimuti oleh aril yang berwarna putih, empuk dan mengandung sari buah dengan aril yang transparan. Penampakan embrio tidak jelas mengenai lokasi plumula dan radikel, dari pemeriksaan menunjukkan kemungkinan adanya perluasan titik tumbuh di sepanjang biji. Berat biji bervariasi antara 0,1 ± 2,2 gram dengan rata-rata 1,0± 1,6 gram.
2.6 Kandungan
2.6.1 Kandungan pada Buah
Buah yang berasa asam-manis akibat mengandung banyak gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa ini tidak hanya menimbulkan sensasi kesegaran saja. Dibalik warnanya yang gelap dan kesegarannya tersimpan berbagai kandungan senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan. Pada umumnya masyarakat menyukai kesegaran buah manggis yang bertekstur halus dan putih. Tanpa disadari bahwa komposisi buah manggis yang dinikmatinya per 100 gram memiliki kandungan sebagai berikut:
Komposisi Nutrisi per 100 g Buah Manggis
Carbohydrate
6-20 g
Fat
0.1-1 g
Protein
0.6 g
Calcium
7-11 mg
Phosphorous
4-17 mg
Potassium
19 mg
Iron
0.2-1 mg
Vitamin A
14I mg
Vitamin B1
0.3 mg
Vitamin B2
0.03 mg
Niacin
0.3 mg
Vitamin C4.
2-66 mg
Selain itu, buah manggis juga mengandung senyawa xanthone, yaitu senyawa antioksidan, antitumor, antikanker, dan anti bakteri yang hanya ditemukan pada buah manggis. Xanthone mempunyai kandungan antioksidan yang lebih efektif dibandingkan dengan vitamin C dan vitamin E yang terkandung pada buah-buahan lainnya.
2.6.2 Kandungan pada Kulit Buah
Kulit buah manggis merupakan bagian buah manggis yang membungkus daging buah. Rasio bagian buah yang dikonsumsi dengan bagian buah yang dibuang, lebih tinggi bagian buah yang dibuang, dalam hal ini kulit buahnya yang mencapai 2/3 bagian buah atau 66,6%. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk memanfaatkannya. Kendala dalam pemanfaatan kulit buah manggis adalah rasanya pahit. Rasa pahit pada kulit buah manggis tersebut ada kaitannya dengan kandungan senyawa tannin yang terdapat di dalam jaringan kulit buah manggis. Senyawa tannin merupakan asam tannat, secara teoritis suatu senyawa yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan larutan basa, yang akan membentuk garam tannat dan air. Sifat larutan kapur tohor yang basa kuat diharapkan dapat mengikat asam tannat yang terkandung di dalam kulit buah manggis. Dengan demikian rasa pahit yang terkandung dalam kulit buah manggis dapat dinetralisir.
Kulit manggis menghasilkan warna merah keunguan, dan amat sulit dibersihkan. Karena mengandung tanin, resin, dan crystallizable mangostine (C20H22O5), yang mudah larut dalam alkohol atau ether, tidak larut dalam air. Berikut ini adalah jenis-jenis zat yang terkandung dalam kulit buah manggis yaitu polythydroxy-xanthone, mangostin, 3-isomangostein, alpha-mangostin, beta-mangostin, gamma-mangostin, garcinone A, B, C dan D,maclurin, mangostenol, catechin, potassium, calcium, phosphor, besi, vitamin B1, B2, dan C, poly saccharides, stilbenes, quinones, polyphenes, mangostinon A dan B, trapezifolixanthone, tovophylin B, flavonoidepicatochin, dan gartanin.
Kulit buah manggis juga bersifat antijamur. Aktivitas antijamur hasil isolasi beberapa xanton dan beberapa derivat mangostin terhadap jamur Fusarium oxysporum f. sp. Vasinfectum, Alternaria tenuis, dan Drechelaoryzae dapat menghambat pertumbuhan semua jamur tersebut. Telah dilakukan pula penelitian terhadap aktivitas xanton dalam kulit manggis terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik metisilin. Hasilnya menunjukkan bahwa satu isolate aktif, alfamangostin, yang merupakan salah satu derivat xanton, menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dengan MIC sebesar 1,57-12,5µg/mL.
Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak). Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline. Manggis merupakan komoditas buah yang berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan karena memiliki antioksidan yang menangkap radikal bebas dan mencegah keruakan sel sehingga proses degenerasi sel terhambat.
Tidak cuma daging buah manggis yang kaya vitamin C-66 mg, tetapi juga kulit yang multikhasiat yaitu antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner, HIV, dan sebagainya. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga bersifat apotosis penghancur sel kanker. Xanthone mampu merawat beberapa jenis penyakitkanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru dan sebagainya. Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukimia, antiinflamasi, dan antidiare.
2.7. Manfaat Tanaman Manggis
Manfaat tanaman manggis pada berbagai bagian dari tanaman manggis secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai obat anti kanker (Suksamrarn et.al., 2006)
2. Supplement untuk diet
3. Bahan pewarna
4. Rebusan kulit buah manggis mempunyai efek antidiare
5. Buah manggis muda memiliki efek speriniostatik dan spermisida
6. Dari hasil suatu penelitian dilaporkan bahwa Mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan
7. Dari hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui bahwa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamine H, mediator kontraksi otot lunak tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1, pada sel otot lunak secara utuh. Mangostin merupakan tipe baru dari histamin.
8. Pemberian ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis 500, 1000, 1500 mg/kg BB,menunjukkan efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi tidak terjadi kelainan perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, terjadi penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit.
9. Di masyarakat, buah digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok; di samping itu digunakan sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang tidak teratur (Tanaman Obat Indonesia: 2005).
10. Batang pohon manggis dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/kerajinan
11. Kulit buah manggis yang kaya Tanin, seringkali diambil ekstraknya dan dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi masalah pencernaan, dan dalam bentuk salep.
12. Kulit manggis juga berkhasiat untuk membuang asam ureat di dalam tubuh yang berguna bagi penderita reumatik/gout.
13. Pohon manggis yang memiliki perakaran kuat juga baik ditanam untuk  pemulihan kembali areal kritis
14. Buah manggis juga terdapat kandungan antifatigue (memberi tenaga untuk tubuh), analgesic (mencegah sakit urat saraf), antidepressant (mencegah kemurungan), anxyolytic (mencegah kegelisahan/ panik/cemas), antiviral (membunuh kuman), antilipidemic (mengurangi kolesterol), Hypoglycemic (mengurangi gula dalam darah), antiarthritic (mencegah sakit tulang), antiperiodontic (mencegah gusi berdarah), anticalculitic (mencegah terbentuknya batu karang dalam gigi), antipyretic (menurunkan suhu badan), dan antiglaucomic (mengobati sakit mata).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan teh dari kulit buah manggis dilaksanakan di rumah Bapak Ponijan RT 03 RW 01 Sumberjati, Ambal. Waktu pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 23-26 Februari 2012.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan teh dari kulit manggis antara lain :
a. Kulit Buah Manggis
Dalam penelitian ini, kulit buah manggis digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan teh kulit manggis.
b. Air
Air digunakan untuk membersihkan kotoran yang menempel pada kulit manggis agar teh yang dihasilkan akan bersih.
c. Air Panas
Air panas ini digunakan untuk menyeduh teh kulit manggis apabila akan meminumnya.
d. Gula atau Madu
Gula atau madu ini digunakan untuk ditambahkan pada seduhan tersebut agar rasanya agak manis.
3.2.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan teh kulit manggis ini antara lain:
a. pisau
b. penampan
c. saringan
d. gelas
e. sendok
3.3 Langkah-langkah Pembuatan Teh Kulit Manggis
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Pengumpulan kulit manggis
Kulit ini diperoleh dari peduduk sekitar yang telah memakan buah manggisnya. Kulitnya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan teh.
  1. Pembersihan
Pencucian ini dilakukan untuk membersihkan jamur dan kotoran yang menempel pada kulit buah manggis. Dicuci menggunakan air yang mengalir agar jamur atau kotoran tersebut dapat langsung hilang. Getah yang berwarna kuning juga dibersihkan karena mengandung tannin.
  1. Pengeringan tahap I
Setelah dibersihkan dengan air maka dijemur dahulu. Penjemuran pada tahap I tidak membutuhkan waktu yang lama. Pengeringan ini hanya agar kulit manggis tersebut sedikit mudah dalam pengirisannya. Waktu yang dibutuhkan kira-kira 20-30 menit.
  1. Pengirisan
Kulit manggis yang telah bersih dan sedikit kering tersebut diiris melintang menggunakan pisau menjadi irisan yang tipis-tipis kira-kira 2 mm. Ini bertujuan agar cepat kering dan ketika diseduh cepat larut.
  1. Pengeringan tahap II
Apabila kulit manggis tersebut sudah diiris maka dikeringkan lagi di bawah sinar matahari. Pengeringan ini agar irisan tersebut dapat tahan lama. Apabila kering, jamur kemungkinan kecil untuk tumbuh. Pengeringan tahap II ini membutuhkan waktu cukup lama yaitu kira-kira 3 hari.
  1. Pengemasan atau Penyeduhan
Setelah kering ramuan teh kulit manggis tersebut dapat langsung diseduh atau dikemas di dalam plastik untuk diseduh selanjutnya. Dimasukan dalam plastik agar jamur tidak cepat tumbuh.
clip_image019
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Dari hasil percobaan didapat bahwa ternyata kulit manggis dapat dibuat menjadi teh. Teh tersebut selain hanya untuk minuman biasa, juga dapat dijadikan sebagai antioksidan yang dapat menguntungkan bagi kesehatan tubuh. Teh yang dihasilkan tidak terlalu masam. Teh tersebut berwarna merah keunguan.
Beberapa ramuan teh kulit manggis :
a. Untuk obat desentri
ÿ Ambil segenggam kulit manggis yang sudah menjadi irisan tipis dan kering.
ÿ Seduh dengan 2 gelas air panas.
ÿ Diamkan beberapa saat sampai air menjadi berwarna merah keunguan.
ÿ Saring hasil seduhan tadi dengan saringan teh.
ÿ Tambahkan madu atau gula pasir seperlunya.
ÿ Diminum 2 kali sehari, dosis ¾ gelas.
b. Untuk obat sariawan
clip_image001 Ambil segenggam kulit manggis yang sudah menjadi irisan tipis dan kering.
clip_image001[1] Seduh dengan 1 1/2 gelas air panas.
clip_image001[2] Diamkan beberapa saat sampai air menjadi berwarna merah keunguan.
clip_image001[3] Saring hasil seduhan tadi dengan saringan teh.
clip_image001[4] Tambahkan madu atau gula pasir seperlunya.
clip_image001[5] Diminum 3-6 kali sehari, dosis 2 sendok makan.
c. Untuk obat mencret
clip_image002 Ambil segenggam kulit manggis yang sudah menjadi irisan tipis dan kering.
clip_image002[1] Seduh dengan 1 1/2 gelas air panas.
clip_image002[2] Diamkan beberapa saat sampai air menjadi berwarna merah keunguan.
clip_image002[3] Saring hasil seduhan tadi dengan saringan teh.
clip_image002[4] Tambahkan madu atau gula pasir seperlunya.
clip_image002[5] Diminum 2 kali sehari dengan takaran @3/4 gelas.
d. Untuk mencegah HIV/AIDS
clip_image003 Ambil segenggam teh kulit manggis kira – kira dari 2 buah manggis.
clip_image003[1] Rebus dengan 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa kira – kira 1 gelas.
clip_image003[2] Saring rebusan teh tersebut.
clip_image003[3] Tambahkan madu atau gula pasir sesuai selera.
clip_image003[4] Diminum 3 kali sehari.
e. Untuk obat sakit ginjal
clip_image004 Ambil segenggam kulit manggis yang sudah menjadi irisan tipis dan kering.
clip_image004[1] Seduh dengan 1 gelas air panas.
clip_image004[2] Diamkan beberapa saat sampai air menjadi berwarna merah keunguan.
clip_image004[3] Saring hasil seduhan tadi dengan saringan teh.
clip_image004[4] Tambahkan madu atau gula pasir seperlunya.
clip_image004[5] Diminum 30 ml setiap pagi sesudah makan dan malam sebelum makan selama 1 bulan.
f. clip_image021Untuk antioksidan yang mencegah berbagai penyakit seperti radang, kanker resepnya hanya setiap hari rutin minum sebanyak segelas saja. Kalau kira – kira keadaan lingkungan sedang buruk maka akan lebih baik minum lebih banyak untuk mengimbangi radikal bebas yang tersebar banyak. Namun jika keadaan lingkungan tidak begitu buruk maka jangan terlalu banyak minum.
clip_image023
Gambar 6. Teh Kulit Manggis Gambar 7. Hasil Irisan Kulit Manggis Kering
4.2 Kandungan Zat Penting
Kulit manggis mengandung banyak sekali zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Namun kandungan yang diutamakan pada kulit buah manggis adalah xantone-nya. Jumlah xanthone dalam kulit manggis yang mencapai 27 kali jumlah xanthone dalam daging buah manggis. Kadarnya mencapai 123,97 mg per ml. Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya kecuali pada buah manggis. Karena itu manggis di dunia diberikan julukan ´Queen of Fruit´ atau Si Ratu Buah. Xanthone sebagai antioksidan yang kuat, sangat dibutuhkan dalam tubuh sebagai penyeimbang prooxidant (reducing radicals, oxidizing radicals,carboncentered, sinar UV, metal, dll) yang ada di lingkungan manusia.
4.2.1 Xanthone
Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan telah mengisolasi xanthone dan deviratnya dari kulit buah manggis (pericarp) di antaranya diketahui adalah 3-isomangoestein, alpha mangostin, Gamma-mangostin, Garcinone A, Garcinone B, C, D dan garcinone E, maclurin, mangostenol, catechin, potassium, calsium, posphor, besi, vitamin B1, B2, B6, dan vitamin C. Semuanya hanya ditemukan pada kulit buah manggis. Xanthone ditemukan pertama kali oleh Schmid W Liebigs, ilmuwan Jerman, pada tahun 1855. Saat itu Xanthone dikenal sebagai antioksidan tingkat tinggi. Kandungan antioksidan kulit manggis 66,7 kali wortel dan 8,3 kali jeruk. Xanthone merupakan substansi kimia alami yang tergolong senyawa polyphenolic. Kandungan xanthone dan deviratnya efektif melawan kanker  payudara secara in-vitro, dan obat penyakit jantung. Kasiat garcinone E (deviratxanthone) ini jauh lebih efektif untuk menghambat kanker bila dibandingkan dengan obat kanker seperti flaraucil, cisplatin, vincristin, metohotrexete, dan mitoxiantrone.
Penelitian tentang xanthone telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 40 jenis xanthone. Dua diantara devirat Xanthone yaitu alpha-mangostin dan gamma mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak). Xanthone juga bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor.Kemampuan antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling efektif.
Sebuah studi di Singapura menunjukkan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif dibandingkan dengan durian dan rambutan. Kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai antibakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline.Selain sebagai antioksidan yang kuat, xanthone yang terdapat dalam kulit manggis juga mempunyai banyak sekali manfaat. Journal of Free Radical Research dan Journal of Pharmacology, mempublikasikan bahwa Xanthone memiliki banyak manfaat kesehatan terutama kesehatan kardiovaskuler seperti mengatasi sakit jantung, aterosklerosis, hipertensi dan trombosit. Xanthone memperlebar pembuluh darah. Penelitian di Tokyo, Jepang, menunjukkan Xanthone memiliki antibakteri yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC) dan staphylococcus aureus (penyebab infeksi dan gangguan pencernaan), jerawat dan eksim.
Secara lebih rinci manfaat dari Xanthone akan disebutkan dalam daftar sebagi berikut :
1. Antiaging (membantu memperlambat penuaan)
2. Antioksidan (manangkal radikal bebas)
3. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi
4. Modulator kekebalan tubuh (membantu meningkatkan respon kekebalantubuh)
5. Cardioprotectif  (membantu melindungi jantung)
6. Mencegah osteoporosis (membantu mendukung massa atau kekompakan tulang)
7. Membantu sistem pencernaan
8.  Memacu pertumbuhan sel darah merah
9. Membantu menanggulangi infeksi virus
10. Antibiotik (membantu menanggulangi infeksi virus)
11. Antijamur (membantu menanggulangi infeksi jamur)
12. Membantu menurunkan berat badan
13. Antiradang, antitumor, antilesu
14. Hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) atau antidiabetes
15. Antilipidemik (menurunkan kadar lemak darah)
16. Mengatasi penyumbatan pembuluh darah
18. Mencegah dementia atau pikun
20. Antipiretik ( menurunkan demam)
21. Antidiare
4.2.2 Antioksidan
Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol, karotin dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas. Radikal bebas sebenarnya berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat dari aktifitas lingkungan. Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, merokok dan lain sebagainya.
Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel. Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA tersebut. Dapat dibayangkan jika radikal bebas banyak beredar maka akan banyak pula sel yang rusak. Sialnya, kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil yang berpotensi menyebabkan proses penuaan dan kanker.
Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan DNA. Proses yang terjadi sebenarnya sangat komplek tapi secara sederhana dapat dilukiskan seperti itu. Beberapa penyakit degeneratif berhubungan erat dengan radikal bebas, diantaranya, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, pikun, katarak, dan penurunan fungsi kognitif. Proses penuaan dini juga berhubungan dengan radikal bebas. Antioksidan dipercaya mampu untuk mencegah beberapa penyakit ini. Antioksidan bisa dengan mudah didapatkan dari makanan. Salah satunya adalah kulit manggis yang banyak mengadung Xanthone.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
clip_image005 Tanaman manggis dijuluki “Queen of Fruit” karena mempunyai kekhasan tersendiri dibandingkan buah yang lain yaitu mempunyai bentuk dan rasa yang khas. Buahnya putih salju dan lunak serta sangat manis.
clip_image005[1] Di dalam kulit manggis banyak terdapat zat yang sangat berguna bagi tubuh sebagai antioksidan, yaitu xanthone. Yang termasuk dalam derivat xanthone antara lain mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa mangostin, betamangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, dan gartanin.
clip_image005[2] Xanthone yang ada dalam kulit manggis mampu melawan prooksidan sehingga dapat menangkal radikal bebas yang akan merusak sel.
clip_image005[3] Kulit manggis bisa dibuat teh yang berguna bagi kesehatan.
5.2 Saran
clip_image005[4] Untuk masyarakat seharusnya mengerti seluk beluk tanaman manggis agar dapat memanfaatkan semua bagiannya dengan maksimal.
clip_image005[5] Setelah makan buah manggis kulitnya jangan dibuang begitu saja, namun dicoba untuk dibuat teh antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan.
clip_image005[6] Kembangkan lagi produk apa saja yang dapat dihasilkan dari limbah kulit buah manggis selain sebagai teh antioksidan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Paramawati, Raffi. 2000. Dahsyatnya Manggis untuk Menumpas Penyakit. Jakarta: Agro
Media Pustaka.
Pitojo, Setijo dan Hesti Nira Puspita. 2007. Budidaya Manggis. Semarang: Aneka Ilmu.
Rukmana, Rahmat. 2003. Bibit Manggis. Yogyakarta: Kaninus.
Sunarjo, Hendro. 2008. Tanaman Buah Berkebun 21 Jenis. Jakarta: Penebar Swadaya.
Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kaninus.
- See more at: http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-ilmiah-pemanfaatan-kulit-buah.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar