TANAMAN
MANGGIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta ini tercipta dengan proses yang
sangat rumit dan mengagumkan, demikian juga dengan bumi dan seluruh komponen
yang ada di dalamnya.. Indonesia secara astronomis terletak pada 6 LU - 11 LS
dan 95 BT -141 BT. Berdasarkan letak lintang tersebut Indonesia termasuk negara
yang beriklim tropis. Di negara tropis ini, terdapat beraneka ragam tumbuhan.
Salah satunya adalah tanaman manggis. Tanaman manggis ini berbunga pada bulan
Mei sampai Januari dan banyak tumbuh di daerah tropis, terutama di Kepulauan
Nusantara. Pohon manggis selalu berwarna hijau dengan tinggi sekitar 6-20
meter. Batangnya tegak di mana batang pokoknya terlihat jelas, kulit batangnya
berwarna cokelat dan memiliki getah kuning. Helaian daunnya berwarna hijau
gelap di permukaan bagian atas dan berwarna hijau terang di bagian
bawahnya.Buah manggisnya sendiri berbentuk bola tertekan dengan garis tengah
sekitar 3,5-7 cm. Kulit buah manggis tebal dan setelah masak berwarna merah
keunguan. Namun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Isi dari buah
manggis berwarna putih salju.
Keeksotisan warna dari buah manggis ini
menyebabkan ia dijuluki “Queen of Fruit” yang berarti Ratu
Buah. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tanaman manggis hanya pada
buahnya saja. Karena buahnya yang mengandung gula sakarosa ini membuat rasanya
manis menyegarkan sehingga banyak orang yang menggemarinya. Komposisi bagian
buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5gram protein, 19,8
gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14I
U vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B (tiamin) 0,09 mg, vitamin B2
(riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg.
Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam
keadaan segar, karena olahan awetannya kurang digemari oleh masyarakat.Selain
buahnya yang menggandung banyak zat yang beguna bagi tubuh, ternyata setelah
diteliti kulit buah manggis juga mengandung berbagai macam zat yang bermanfaat
bagi kesehatan tubuh. Diantaranya yaitu senyawa xanthone yang meliputi
mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifoli xanthone,
tovophyllin B, alfa mangostin, betamangostin, garcinon B, mangostanol,
flavonoid epicatechin, dan gartanin.
Namun sebagian masyarakat belum mengetahui
tentang manfaat dari kulit buah manggis tersebut sehingga mereka hanya
mengkonsumsi buahnya saja dan membuang kulitnya begitu saja. Jika dibuang
begitu saja tentu akan membuat lingkungan menjadi tidak enak dipandang. Hal ini
sangat disayangkan karena sebenarnya kulit buah manggis mempunyai berbagai
macam khasiat untuk tubuh dan dapat mengobati beberapa penyakit. Oleh karena
itu, berdasarkan hal tersebut penulis memilih judul “Pemanfaatan Kulit
Buah Manggis sebagai Teh Antioksidan”. Karya tulis ilmiah ini akan
menjelaskan tentang bagaimana cara pemanfaatan kulit buah manggis dan
pengolahannya sehingga dapat berguna bagi masyarakat.
1 .2 Rumusan Ma salah
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis
merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Apa saja ciri-ciri dari tanaman manggis?
b.Bagaimana cara pembudidayaan tanaman
manggis?
c.Bagaimana kandungan kimia yang terdapat
dalam tanaman manggis terutama pada bagian kulit buahnya?
d.Bagaimana cara pengolahan kulit buah
manggis menjadi teh?
1.3 Tujuan penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah “Pemanfaatan
Kulit Buah Manggis sebagai Teh Antioksidan” ini bertujuan untuk:
a.Mengetahui ciri-ciri tanaman manggis.
b.Mengetahui cara-cara pembudidayaan
pembudidayaan tanaman manggis.
c.Mengetahui berbagai kandungan kimia dalam
tanaman manggis terutama bagian kulit buahnya.
d.Mengetahui cara pengolahan kulit buah
manggis menjadi teh antioksidan.
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat yang penulis harapkan melalui
penulisan karya ilmiah ini, baik bagi penulis maupun bagi para pembaca umumnya
adalah sebagai berikut :
a.Dapat memahami dan lebih mengenal
seluk-beluk tanaman manggis.
b.Dapat mengetahui kandungan-kandungan yang
terdapat dalam tanaman manggis terutama bagian kulit buahnya.
c.Dapat menambah pengetahuan masyarakat
tentang pemanfaatan tanaman manggis terutama bagian kulit buahnya.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
karya limiah ini, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a. Metode Studi Pustaka
Metode ini berupa pengumpulan data yang
dilakukan dengan mencari informasi-informasi penting pada buku-buku literatur
yang berhubungan dengan seluk-beluk tanaman manggis terutama bagian kulit
buahnya serta pemanfaatannya.
b.Metode Observasi
Metode ini berupa pengumpulan data yang
dilakukan dengan melakukan eksperimen pembuatan dan pengolahan kulit manggis
menjadi teh antioksidan.
c. Metode Pencarian di Dunia Maya
Metode ini dilakukan dalam rangka untuk
memperoleh data yang tidak didapatkan ketika studi pustaka maupun observasi.
Cara ini dilakukan dengan mencari data – data melalui website – website yang
terkait dengan seluk-beluk tanaman manggis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asal-Usul Tanaman Manggis
Manggis
(Garcinia mangostana L.) pada umumnya dikenal sebagai tanaman budidaya,
walaupun kadang ada laporan mengenai spesies liarnya yang berada di Malaysia.
Jenis ini mirip sekali dengan Garcinia hombroniana Pierre (Kepulauan
Nikobar) dan dengan G. malaccensis T. Anderson, yang berasal dari
Malaysia. Manggis diduga merupakan hasil silangan alotetraploid dari kedua
jenis tersebut. Asal-usul manggis diduga berasal dari Asia Tenggara, mungkin
dari Indonesia (Pulau Kalimantan). Tanaman manggis menyebar ke timur sampai ke
Papua Nugini dan Kepulauan Mindanau (Filipina), dan ke utara melalui
Semenanjung Malaysia menyebar terus ke Thailand bagian selatan, Myanmar,
Vietnam, dan Kamboja.
Gambar1.Pohon Manggis
Tanaman manggis telah dikenal oleh para
peneliti dari Barat sejak awal tahun 1631. Tanaman ini dijumpai tumbuh liar
pada kisaran jenis tanah dan lokasi yang cukup luas. Penanaman pada skala yang
lebih luas terjadi secara bersamaan dengan meluasnya permukiman pada awal
penyebaran penduduk Asia Tenggara. Para pelancong, penjelajah, atau kolektor
tanaman Eropa terdahulu seperti Mjobery (Swedia), Fairchild (Inggris), Laurent
Garcin (Perancis), dan Popenoe (Amerika) telah mendiskripsikan tanaman manggis.
Hanya dalam dua abad terakhir tanaman manggis tersebar ke negara-negara tropik
lainnya, seperti Srilangka, India bagian selatan, Amerika Tengah, Brazil, dan
Queesland (Australia).
Penamaan ilmiah Garcinia mangostana kepada
manggis diberikan sesuai dengan nama penjelajah dari Perancis yang
bernama Laurent Garcin (1683± 1751) dan telah dibudidayakan
untuk waktu yang lama di berbagai tempat di daerah tropik basah. Pada awalnya
dikenal dengan nama Mangostana Garcinia Gaertner, termasuk ke dalam
famili Guttiferae yang memiliki 35 genus dan lebih dari 800 spesies yang
berasal dari daerah tropic, di antaranya 9 genus dengan spesies yang merupakan
pohon buah-buahan. Lima genus dengan sekitar 50 spesies dari famili ini berasal
di kawasan Asia Tenggara. Garcinia dianggap satu tipe genus dalam famili ini
yang juga termasuk Mammea. Mammea merupakan genus dengan yang mempunyai nilai
ekonomi penting yang dikenal dengan mammy apple atau mammy, M.Americana.
Menurut Cox (1976), genus Garcinia merupakan
genus yang terbesar (lebih dari 400 spesies), 40 spesies dapat dimakan dan
banyak dijumpai di Pulau Kalimantan. Di Asia Tenggara, manggis dikenal dengan
banyak nama, seperti manggis di Indonesia dan Malaysia, kadang dikenal nama
setor, mesetor, atau sementah di Malaysia, manggustan atau manggis di Filipina,
mongkhul di Kamboja, mangkhud di Laos, dodol atau mangkhut di Thailand, dan cay
mangcut di Vietnam, mangustai di Tamil. Di Prancis disebut mangostanaier,
mangouste, atau mangostier, di Spanyol disebut mangostan, di Jerman mangostane,
di Belanda mangoestan atau manggis, sedangkan di Portugis dikenal dengan
mangosta atau mangusta.
2.2 Klasifikasi Tanaman Manggis
Dalam ilmu biologi manggis dikenal dengan
nama Garcinia mangostana L, dengan klasifikasi lengkapnya
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Parietales
Family : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia Mangostana L.
2.3 Habitat
Manggis merupakan tanaman budidaya di daerah
tropis. Tumbuhan ini tumbuh subur pada kondisi dengan banyak mendapat sinar
matahari, kelembaban tinggi, dan musim kering yang pendek (untuk menstimulasi
perbungaan). Pada kondisi kering, diperlukan irigasi untuk menjaga kelembapan
tanah. Tumbuhan ini ditanam hingga ketinggian 1000 m dpl (20 - 40°C) di daerah
tropis, namun pertumbuhan maksimal berlangsung di daerah dataran rendah.
2.4 Budidaya
2.4.1 Syarat Tumbuh
1.Tinggi tempat
Mulai dari dataran rendah sampai dengan
ketinggian 800 m dpl. Semakin tinggi daerah tempat tumbuhnya, maka bertambah
lamban pertumbuhannya. Hal itu menjadi semakin panjang saat mulai berbunga dan
berbuahnya.
2.Curah Hujan
Curah hujan yang sesuai yaitu berkisar antara
1500 - 2500 mm/thn, dengan periode basah 6 bln.
3.Tanah
Tanaman manggis sangat baik pertumbuhannya
pada tanah yang kaya akan bahan organik, serta tanah yang aerasinya cukup baik,
jenis tanah agak berat sampai tanah ringan. Berbagai tipe tanah tempat
tumbuhnya manggis yaitu tanah alluvial, regosol, latosol,dll. Keasaman tanah
yang sesuai adalah tanah yang mendekati netral, berkisar pada pH 5-7. Di tanah
tersebut, sebagian besar unsure hara lebih mudah diserap oleh akar tanamn
manggis. Tanaman manggis tidak menyukai tempat hidup yang tanahnya memiliki
salinitas tinggi.
2.4.2 Bibit Tanaman Manggis
1. Bibit berasal dari perbanyakan vegetatif
dengan cara sambungan.
Perbanyakan bibit dengan sambung pucuk
bertujuan untuk mengatasi kelemahan sistem perakaran pada tanaman manggis,
sehingga bibit memiliki perakaran yang kuat. Untuk itu ditempuh dengan
menyambungkan batang bawah bibit tanaman dari varietas yang kompatibel dan
memiliki perakaran kuat. Beberapa alternative tanaman yang dapat dimanfaatkan
untuk batang bawah sambung pucuk manggis antara lain yamplung, mundu baros, dan
menjing.
Kelemahan dari bibit manggis yang berasal
dari sambung pucuk antara lain pada batang bibit terdapat bekas luka sambung,
dan perlu penanganan baik; bibit yang menggunakan entries dari cabang tersier
akan tumbuh condong, sehingga bibit yang terbentuk tampak kurang ideal dan
pertumbuhannya lambat.
Kelebihannya antara lain bibit akan memiliki
sifat yang sama dengan tanaman induknya yang digunakan sebagai batang atas
(entries), tanaman akan memiliki perakaran yang kuat apabila batang bawah yang
digunakan kompatibel.
2. Bibit yang akan ditanam harus berlabel
yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan Sertiviksi Benih (BPSBTPH).
2.4.3 Persiapan Tanam
1. Pengolahan Lahannya
Usahakan lahan tidak terbuka luas terhadap
sinar matahari, oleh karena itu tidak perlu membabat seluruh pohon yang ada,
kecuali yang mengganggu tanaman manggis berkembang. Jarak tanam manggis 8 X 10
m atau 10 X 10 m.
2. Pembuatan lubang
Lubang dibuat dengan ukuran:
· panjang :50 cm
· lebar :50 cm
· dalam :50 cm
Lubang dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu
agar tanah menyerap oksigen dan terkena sinar matahari untuk mematikan bakteri
yang merugikan tanaman manggis serta mengurangi keasaman tanah. Kemudian lubang
ditutup dengan campuran tanah galian bagian atas dengan bahan organik. Jumlah
pupuk organik yang diberikan tergantung pada kesuburan tanah.
2.4.4 Penanaman
1. Saat tanam yang baik adalah awal musim
hujan.
2. Sebelum ditanam bibit diistirahatkan di
tempat teduh agar benih dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
3. Penanaman hanya sampai leher akar.
2.4.5 Pemeliharaan
1. Pembuatan naungan.
Oleh karena
tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung untuk itu perlu
dibuat naungan.. Lama tanaman manggis diberi naungan adalah sampai berumur ± 2
tahun.
Ukuran naungan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.NaunganTanaman Manggis
· panjang 60 cm
§ lebar 40 cm
§ tinggi 75 cm
Naungan berupa tonggak dari kayu / bambu,
atap dari daun alang-alang atau daun kelapa dan lain-lain sedangkan dinding
kosong.
2. Untuk pertumbuhan vegetatif yang baik,
satu bulan setelah tanam diberi 100-200 gram urea/pohon. Pemberian diulang
setiap enam bulan sekali dan ditambah dengan pupuk kandang 20-30 kg/pohon.
Apabila tanaman manggis sudah berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 0,5 kg/pohon
dan diulang setiap enam bulan sekali.
3. Penyiangan
Penyiangan adalah membersihkan dari gulma
yang mengganggu pertumbuhan atau mengganggu proses produksi. Penyiangan gulma
bertujuan untuk menghindari persaingan penyerapan unsure hara oleh tanaman
manggis dengan gulma. Penyiangan pada tanaman manggis hanya dilakukan terhadap
tumbuhan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman saja. Hal ini disebabkan
tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung.
4. Penyisipan
Apabila tanaman manggis yang ditanam ada yang
mati atau pertumbuhan sangat kerdil sebaiknya segera dilakukan
penyisipan/penggantian dengan bibit baru.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
a.Hama
§ Tupai
Tupai menyerang buah yang hampir masak, tiap
ekor tupai dapat menghabiskan 2-3 butir buah manggis/hari. Pengendalian yang
sering dilakukan adalah dengan jalan menembak dengan senapan angin atau
dikroyok siang hari.
§ Pemakan Daun
Ulat memakan daun yang masih muda hingga
tinggal tulang-tulang daun saja, sedang warna ulatnya kelabu cokelat dan
berambut. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan penggunaan insektisida
sistemik.
b.Penyakit
§ Jamur Upas
Gejalanya adalah timbul pada batang atau
cabang kulitnya berwarna cokelat, tetapi belum membentuk gabus tebal.
Pengendalian yang dilakukan adalah dengan jalan memusnahkan pada stadium rumah
laba-laba. Di samping itu penyemprotan cabang-cabang yang sakit dengan
fungisida antara lain Calixin 5% atau Dowco 282,5%.
§ Bercak daun
Gejalanya adalah daun yang terserang berat
menjadi kuning dan rontok. Penyakit ini disebabkan oleh Cercospora averrhoae
Fres. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan jalan penyemprotan dengan
fungisida yaitu kaptafol atau fungisida yang mengandung bahan aktif tembaga.
2.5 Ciri-ciri
2.5.1.Akar
Sistem perakaran pada manggis mudah patah,
lambat tumbuh, dan mudah terganggu. Hal ini disebabkan karena tidak dijumpai
akar rambut pada akar utama maupun akar lateral. Bukti ini memberikan indikasi
yang kuat bahwa awal mulanya akar memiliki sifat yang sama dengan akar dari
benih yang ditumbuhkan di dalam kultur air, tetapi kurang dapat berfungsi jika
ditumbuhkan dalam medium pot yang padat.
2.5.2 Batang
Batang tanaman manggis tegak dengan batang
pokoknya terlihat jelas. Kulit batang biasanya berwarna coklat gelap atau
hampir gelap. Morfologinya kasar dan cenderung mengelupas. Batang tanaman
manggis juga memiliki getah yang berwarna kuning atau resin. Getah kuning atau
resin ini tidak hanya berada pada batangnya saja namun juga pada semua jaringan
utama tanaman manggis. Diameter batangnya sendiri sekitar 25 ± 35cm.
Sedangkan tinggi dari pohon manggis mencapai 10 ± 25meter dengan ukuran kanopi
sedang serta tajuk yang rindang berbentuk piramida.
2.5.3 Daun
Daun-daun pada tanaman manggis sangat rimbun
di mana daun manggis ini termasuk jenis daun tunggal. Duduk daun berhadapan
atau bersilang berhadapan. Daun manggis ini berbentuk jorong dengan pangkal
daun yang membelah. Daun manggis juga tebal dan kaku. Perbandingan panjang dan
lebar daun adalah 30 cm atau dengan ukuran sekitar 12-23 x 4,5-10 cm. Panjang
tangkai daun adalah sekitar 1,5-2 cm dan berhubungan dengan tunas. Ujung
daunnya meruncing. Tepi daun manggis rata dan menyerupai perkamen sedangkan
permukaan daunnnya licin dan mengkilat. Bentuk dari tulang daunnya sendiri
adalah menyirip. Permukaan atas daun manggis ini berwarna hijau gelap sedangkan
permukaan bawahnya berwarna hijau terang. Daun-daun dapat bertahan sampai
beberapa tahun dengan daun-daun baru pada hampir semua cabang yang dihasilkan
dari trubus-trubus baru yang terjadi satu atau dua kali setahun. Daun-daun baru
berwarna agak merah muda yang dapat berubah menjadi hijau cerah, tetapi
perubahan warna ini hanya terjadi dalam periode yang singkat dan segera menjadi
hijau gelap setelah daun-daun menjadi dewasa.
2.5.4 Bunga
Bunga dari
tanaman manggis ini bersifat uniseksual dioecious (berumah dua), akan tetapi
hanya bunga betina yang dapat dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak berkembang
sempurna (rudimenter), yaitu tumbuh kecil kemudian mengering dan tidak dapat
berfungsi. Bunga betina terdapat pada pucuk ranting muda dengan diameter 5 ± 6
cm, pedikelnya pendek, tebal dan panjang 1,8 ± 2 cm terletak pada dasar bunga.
Bunga memiliki empat sepal dan empat petal dengan tangkai bunga pendek dan
tebal berwarna merah kekuning-kuningan. Bunganya tidak tahan lama membuka pada
sore hari dan petalnya segera jatuh setelah itu. Gambar 3. Bunga Manggis
2.5.5 Buah
Buah manggis
dihasilkan secara partenogenesis (tanpa penyerbukan). Buah partenokarpi
biasanya berbentuk bundar, berdaging lunak saat hampir masak, pipih pada bagian
dasarnya di mana bagian bawahnya terdapat petal yang tebal dan rongga-rongga
stigma. Sisa rongga stigma ini tetap tinggal pada ujung buahnya. Buah berbentuk
bulat atau agak pipih dan relatif kecil dengan diameter 3,5-8 cm. Berat buah
bervariasi antara 75 ± 150 gram tergantung pada umur pohon dan daerah
geografisnya. Kulit buah mengandung getah kuning yang terasa pahit. Jika buah
muda dilukai maka getah kuning akan menetes keluar.
Gambar 4. Buah Manggis
2.5.7 Kulit Buah
Kulit buah
tebalnya 0,8 ± 1 cm berwarna keungu-unguan biasanya mengandung cairan
kekuning-kuningan yang rasanya pahit dan kulit buahnya mengandung tanin dan
senyawa berbentuk kristal yang disebut mangostin. Pada buah yang matang
struktur kulit yang keras merupakan pelindung yang sangat baik bagi daging buah
yang lembut dan dapat dimakan serta memudahkan pengepakan dan pengangkutan.
Gambar 5. Kulit Buah Manggis
2.5.8 Biji
Buah manggis mengandung 2 ±3 biji yang
berkembang sempurna.. Segmen-segmen umumnya berukuran tidak sama dan biasanya 1
± 2 segmen besar yang mengandung biji. Biji-biji besar berbentuk pipih berwarna
ungu kegelapan atau cokelat, tertutup oleh serat lunak yang menyebar sampai ke
dalam daging buah. Biji manggis merupakan biji apomik yang terbentuk dari
sel-sel nuselus pada buah partenokarpi. Biji berwarna cokelat dengan panjang 2
± 2,5 cm, lebar 1,5 ± 2,0 cm dan tebalnya antara 0,7 ± 1,2 cm. Biji diselimuti
oleh aril yang berwarna putih, empuk dan mengandung sari buah dengan aril yang
transparan. Penampakan embrio tidak jelas mengenai lokasi plumula dan radikel,
dari pemeriksaan menunjukkan kemungkinan adanya perluasan titik tumbuh di
sepanjang biji. Berat biji bervariasi antara 0,1 ± 2,2 gram dengan rata-rata
1,0± 1,6 gram.
2.6 Kandungan
2.6.1 Kandungan pada Buah
Buah yang berasa asam-manis akibat mengandung
banyak gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa ini tidak hanya menimbulkan
sensasi kesegaran saja. Dibalik warnanya yang gelap dan kesegarannya tersimpan
berbagai kandungan senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan. Pada umumnya
masyarakat menyukai kesegaran buah manggis yang bertekstur halus dan putih.
Tanpa disadari bahwa komposisi buah manggis yang dinikmatinya per 100 gram
memiliki kandungan sebagai berikut:
Komposisi Nutrisi per 100 g Buah Manggis
Carbohydrate
|
6-20 g
|
Fat
|
0.1-1 g
|
Protein
|
0.6 g
|
Calcium
|
7-11 mg
|
Phosphorous
|
4-17 mg
|
Potassium
|
19 mg
|
Iron
|
0.2-1 mg
|
Vitamin A
|
14I mg
|
Vitamin B1
|
0.3 mg
|
Vitamin B2
|
0.03 mg
|
Niacin
|
0.3 mg
|
Vitamin C4.
|
2-66 mg
|
Selain itu, buah manggis juga mengandung
senyawa xanthone, yaitu senyawa antioksidan, antitumor, antikanker, dan anti
bakteri yang hanya ditemukan pada buah manggis. Xanthone mempunyai kandungan
antioksidan yang lebih efektif dibandingkan dengan vitamin C dan vitamin E yang
terkandung pada buah-buahan lainnya.
2.6.2 Kandungan pada Kulit Buah
Kulit buah manggis merupakan bagian buah
manggis yang membungkus daging buah. Rasio bagian buah yang dikonsumsi dengan
bagian buah yang dibuang, lebih tinggi bagian buah yang dibuang, dalam hal ini
kulit buahnya yang mencapai 2/3 bagian buah atau 66,6%. Oleh sebab itu,
diperlukan upaya untuk memanfaatkannya. Kendala dalam pemanfaatan kulit buah
manggis adalah rasanya pahit. Rasa pahit pada kulit buah manggis tersebut ada
kaitannya dengan kandungan senyawa tannin yang terdapat di dalam jaringan kulit
buah manggis. Senyawa tannin merupakan asam tannat, secara teoritis suatu
senyawa yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan larutan basa, yang akan
membentuk garam tannat dan air. Sifat larutan kapur tohor yang basa kuat
diharapkan dapat mengikat asam tannat yang terkandung di dalam kulit buah
manggis. Dengan demikian rasa pahit yang terkandung dalam kulit buah manggis
dapat dinetralisir.
Kulit manggis menghasilkan warna merah
keunguan, dan amat sulit dibersihkan. Karena mengandung tanin, resin, dan
crystallizable mangostine (C20H22O5), yang mudah larut dalam alkohol atau
ether, tidak larut dalam air. Berikut ini adalah jenis-jenis zat yang
terkandung dalam kulit buah manggis yaitu polythydroxy-xanthone, mangostin,
3-isomangostein, alpha-mangostin, beta-mangostin, gamma-mangostin, garcinone A,
B, C dan D,maclurin, mangostenol, catechin, potassium, calcium, phosphor, besi,
vitamin B1, B2, dan C, poly saccharides, stilbenes, quinones, polyphenes,
mangostinon A dan B, trapezifolixanthone, tovophylin B, flavonoidepicatochin,
dan gartanin.
Kulit buah manggis juga bersifat antijamur.
Aktivitas antijamur hasil isolasi beberapa xanton dan beberapa derivat
mangostin terhadap jamur Fusarium oxysporum f. sp. Vasinfectum, Alternaria
tenuis, dan Drechelaoryzae dapat menghambat pertumbuhan semua jamur tersebut.
Telah dilakukan pula penelitian terhadap aktivitas xanton dalam kulit manggis
terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik
metisilin. Hasilnya menunjukkan bahwa satu isolate aktif, alfamangostin, yang
merupakan salah satu derivat xanton, menghambat pertumbuhan bakteri tersebut
dengan MIC sebesar 1,57-12,5µg/mL.
Penelitian lain menunjukkan bahwa
gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat
antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat
menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan peradangan, seperti artritis
dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak). Alpha-magodtin
juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang
berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline. Manggis merupakan
komoditas buah yang berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan karena memiliki
antioksidan yang menangkap radikal bebas dan mencegah keruakan sel sehingga
proses degenerasi sel terhambat.
Tidak cuma daging buah manggis yang kaya
vitamin C-66 mg, tetapi juga kulit yang multikhasiat yaitu antikanker,
antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner, HIV, dan sebagainya. Ekstrak
kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.
Selain itu ekstrak itu juga bersifat apotosis penghancur sel kanker. Xanthone
mampu merawat beberapa jenis penyakitkanker seperti kanker hati, pencernaan,
paru-paru dan sebagainya. Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi
penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukimia, antiinflamasi, dan antidiare.
2.7. Manfaat Tanaman Manggis
Manfaat tanaman manggis pada berbagai bagian
dari tanaman manggis secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai obat anti kanker (Suksamrarn
et.al., 2006)
2. Supplement untuk diet
3. Bahan pewarna
4. Rebusan kulit buah manggis mempunyai efek
antidiare
5. Buah manggis muda memiliki efek
speriniostatik dan spermisida
6. Dari hasil suatu penelitian dilaporkan
bahwa Mangostin
(1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil
isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan
7. Dari hasil studi farmakologi dan biokimia
dapat diketahui bahwa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya
reseptor histamine H, mediator kontraksi otot lunak tetapi juga epiramin yang
membangun tempat reseptor H1, pada sel otot lunak secara utuh. Mangostin
merupakan tipe baru dari histamin.
8. Pemberian ekstrak daun muda terhadap
mencit bunting dengan dosis 500, 1000, 1500 mg/kg BB,menunjukkan efek pada
fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, dan
adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi
tidak terjadi kelainan perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan
berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, terjadi penambahan jumlah
spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit.
9. Di masyarakat, buah digunakan untuk
mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok; di samping
itu digunakan sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah
digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit
batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang
tidak teratur (Tanaman Obat Indonesia: 2005).
10. Batang pohon manggis dipakai sebagai
bahan bangunan, kayu bakar/kerajinan
11. Kulit buah manggis yang kaya Tanin,
seringkali diambil ekstraknya dan dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi
masalah pencernaan, dan dalam bentuk salep.
12. Kulit manggis juga berkhasiat untuk
membuang asam ureat di dalam tubuh yang berguna bagi penderita reumatik/gout.
13. Pohon manggis yang memiliki perakaran
kuat juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis
14. Buah manggis juga terdapat kandungan
antifatigue (memberi tenaga untuk tubuh), analgesic (mencegah sakit urat
saraf), antidepressant (mencegah kemurungan), anxyolytic (mencegah kegelisahan/
panik/cemas), antiviral (membunuh kuman), antilipidemic (mengurangi
kolesterol), Hypoglycemic (mengurangi gula dalam darah), antiarthritic
(mencegah sakit tulang), antiperiodontic (mencegah gusi berdarah),
anticalculitic (mencegah terbentuknya batu karang dalam gigi), antipyretic
(menurunkan suhu badan), dan antiglaucomic (mengobati sakit mata).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan teh dari kulit buah manggis
dilaksanakan di rumah Bapak Ponijan RT 03 RW 01 Sumberjati, Ambal. Waktu
pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 23-26 Februari 2012.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan teh dari
kulit manggis antara lain :
a. Kulit Buah Manggis
Dalam penelitian ini, kulit buah manggis
digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan teh kulit manggis.
b. Air
Air digunakan untuk membersihkan kotoran yang
menempel pada kulit manggis agar teh yang dihasilkan akan bersih.
c. Air Panas
Air panas ini digunakan untuk menyeduh teh
kulit manggis apabila akan meminumnya.
d. Gula atau Madu
Gula atau madu ini digunakan untuk
ditambahkan pada seduhan tersebut agar rasanya agak manis.
3.2.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan teh
kulit manggis ini antara lain:
a. pisau
b. penampan
c. saringan
d. gelas
e. sendok
3.3 Langkah-langkah Pembuatan Teh Kulit
Manggis
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Pengumpulan kulit manggis
Kulit ini diperoleh dari peduduk sekitar yang
telah memakan buah manggisnya. Kulitnya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan teh.
- Pembersihan
Pencucian ini dilakukan untuk membersihkan
jamur dan kotoran yang menempel pada kulit buah manggis. Dicuci menggunakan air
yang mengalir agar jamur atau kotoran tersebut dapat langsung hilang. Getah
yang berwarna kuning juga dibersihkan karena mengandung tannin.
- Pengeringan tahap I
Setelah dibersihkan dengan air maka dijemur
dahulu. Penjemuran pada tahap I tidak membutuhkan waktu yang lama. Pengeringan
ini hanya agar kulit manggis tersebut sedikit mudah dalam pengirisannya. Waktu
yang dibutuhkan kira-kira 20-30 menit.
- Pengirisan
Kulit manggis yang telah bersih dan sedikit
kering tersebut diiris melintang menggunakan pisau menjadi irisan yang
tipis-tipis kira-kira 2 mm. Ini bertujuan agar cepat kering dan ketika diseduh
cepat larut.
- Pengeringan tahap II
Apabila kulit manggis tersebut sudah diiris
maka dikeringkan lagi di bawah sinar matahari. Pengeringan ini agar irisan
tersebut dapat tahan lama. Apabila kering, jamur kemungkinan kecil untuk
tumbuh. Pengeringan tahap II ini membutuhkan waktu cukup lama yaitu kira-kira 3
hari.
- Pengemasan atau Penyeduhan
Setelah kering ramuan teh kulit manggis
tersebut dapat langsung diseduh atau dikemas di dalam plastik untuk diseduh
selanjutnya. Dimasukan dalam plastik agar jamur tidak cepat tumbuh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Dari hasil percobaan didapat bahwa ternyata
kulit manggis dapat dibuat menjadi teh. Teh tersebut selain hanya untuk minuman
biasa, juga dapat dijadikan sebagai antioksidan yang dapat menguntungkan bagi
kesehatan tubuh. Teh yang dihasilkan tidak terlalu masam. Teh tersebut berwarna
merah keunguan.
Beberapa ramuan teh kulit manggis :
a. Untuk obat desentri
ÿ Ambil segenggam kulit manggis yang sudah
menjadi irisan tipis dan kering.
ÿ Seduh dengan 2 gelas air panas.
ÿ Diamkan beberapa saat sampai air menjadi
berwarna merah keunguan.
ÿ Saring hasil seduhan tadi dengan saringan
teh.
ÿ Tambahkan madu atau gula pasir seperlunya.
ÿ Diminum 2 kali sehari, dosis ¾ gelas.
b. Untuk obat sariawan
c. Untuk obat mencret
d. Untuk mencegah HIV/AIDS
e. Untuk obat sakit ginjal
f. Untuk
antioksidan yang mencegah berbagai penyakit seperti radang, kanker resepnya
hanya setiap hari rutin minum sebanyak segelas saja. Kalau kira – kira keadaan
lingkungan sedang buruk maka akan lebih baik minum lebih banyak untuk
mengimbangi radikal bebas yang tersebar banyak. Namun jika keadaan lingkungan
tidak begitu buruk maka jangan terlalu banyak minum.
Gambar 6. Teh Kulit Manggis Gambar 7. Hasil
Irisan Kulit Manggis Kering
4.2 Kandungan Zat Penting
Kulit manggis mengandung banyak sekali
zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Namun kandungan yang diutamakan
pada kulit buah manggis adalah xantone-nya. Jumlah xanthone dalam kulit manggis
yang mencapai 27 kali jumlah xanthone dalam daging buah manggis. Kadarnya
mencapai 123,97 mg per ml. Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya
kecuali pada buah manggis. Karena itu manggis di dunia diberikan julukan ´Queen
of Fruit´ atau Si Ratu Buah. Xanthone sebagai antioksidan yang kuat, sangat
dibutuhkan dalam tubuh sebagai penyeimbang prooxidant (reducing radicals,
oxidizing radicals,carboncentered, sinar UV, metal, dll) yang ada di lingkungan
manusia.
4.2.1 Xanthone
Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan
telah mengisolasi xanthone dan deviratnya dari kulit buah manggis (pericarp) di
antaranya diketahui adalah 3-isomangoestein, alpha mangostin, Gamma-mangostin,
Garcinone A, Garcinone B, C, D dan garcinone E, maclurin, mangostenol,
catechin, potassium, calsium, posphor, besi, vitamin B1, B2, B6, dan vitamin C.
Semuanya hanya ditemukan pada kulit buah manggis. Xanthone ditemukan pertama
kali oleh Schmid W Liebigs, ilmuwan Jerman, pada tahun 1855. Saat itu Xanthone
dikenal sebagai antioksidan tingkat tinggi. Kandungan antioksidan kulit manggis
66,7 kali wortel dan 8,3 kali jeruk. Xanthone merupakan substansi kimia alami
yang tergolong senyawa polyphenolic. Kandungan xanthone dan deviratnya efektif
melawan kanker payudara secara in-vitro, dan obat penyakit jantung.
Kasiat garcinone E (deviratxanthone) ini jauh lebih efektif untuk menghambat
kanker bila dibandingkan dengan obat kanker seperti flaraucil, cisplatin,
vincristin, metohotrexete, dan mitoxiantrone.
Penelitian tentang xanthone telah dimulai
sejak tahun 1970 dan hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 40 jenis
xanthone. Dua diantara devirat Xanthone yaitu alpha-mangostin dan gamma
mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua
jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan
cara menghambat produksi enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi. Penelitian
lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik
daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini
dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh peradangan, seperti
artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak). Xanthone
juga bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor.Kemampuan
antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai
antioksidan yang paling efektif.
Sebuah studi di Singapura menunjukkan bahwa
sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif dibandingkan dengan
durian dan rambutan. Kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah
manggis juga bersifat sebagai antibakteri. Alpha-magodtin juga diketahui
mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di
pasaran seperti amphicillin dan minocycline.Selain sebagai antioksidan yang
kuat, xanthone yang terdapat dalam kulit manggis juga mempunyai banyak sekali
manfaat. Journal of Free Radical Research dan Journal of Pharmacology,
mempublikasikan bahwa Xanthone memiliki banyak manfaat kesehatan terutama
kesehatan kardiovaskuler seperti mengatasi sakit jantung, aterosklerosis,
hipertensi dan trombosit. Xanthone memperlebar pembuluh darah. Penelitian di
Tokyo, Jepang, menunjukkan Xanthone memiliki antibakteri yang menghambat
pertumbuhan mikroorganisme seperti mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC)
dan staphylococcus aureus (penyebab infeksi dan gangguan pencernaan), jerawat
dan eksim.
Secara lebih rinci manfaat dari Xanthone akan
disebutkan dalam daftar sebagi berikut :
1. Antiaging (membantu memperlambat penuaan)
2. Antioksidan (manangkal radikal bebas)
3. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi
atau hipertensi
4. Modulator kekebalan tubuh (membantu
meningkatkan respon kekebalantubuh)
5. Cardioprotectif (membantu melindungi
jantung)
6. Mencegah osteoporosis (membantu mendukung
massa atau kekompakan tulang)
7. Membantu sistem pencernaan
8. Memacu pertumbuhan sel darah merah
9. Membantu menanggulangi infeksi virus
10. Antibiotik (membantu menanggulangi
infeksi virus)
11. Antijamur (membantu menanggulangi infeksi
jamur)
12. Membantu menurunkan berat badan
13. Antiradang, antitumor, antilesu
14. Hipoglikemik (menurunkan kadar gula
darah) atau antidiabetes
15. Antilipidemik (menurunkan kadar lemak
darah)
16. Mengatasi penyumbatan pembuluh darah
18. Mencegah dementia atau pikun
20. Antipiretik ( menurunkan demam)
21. Antidiare
4.2.2 Antioksidan
Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang
berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Yang termasuk ke dalam
golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol, karotin dan mineral. Secara
alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya
penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel
yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas. Radikal bebas sebenarnya
berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat dari
aktifitas lingkungan. Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas
antara lain radiasi, polusi, merokok dan lain sebagainya.
Radikal bebas yang beredar dalam tubuh
berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel.
Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA tersebut. Dapat
dibayangkan jika radikal bebas banyak beredar maka akan banyak pula sel yang
rusak. Sialnya, kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut
menjadi tidak stabil yang berpotensi menyebabkan proses penuaan dan kanker.
Antioksidan membantu menghentikan proses
perusakan sel dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan
akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri
elektron dari sel dan DNA. Proses yang terjadi sebenarnya sangat komplek tapi
secara sederhana dapat dilukiskan seperti itu. Beberapa penyakit degeneratif
berhubungan erat dengan radikal bebas, diantaranya, kanker, penyakit jantung
dan pembuluh darah, pikun, katarak, dan penurunan fungsi kognitif. Proses
penuaan dini juga berhubungan dengan radikal bebas. Antioksidan dipercaya mampu
untuk mencegah beberapa penyakit ini. Antioksidan bisa dengan mudah didapatkan
dari makanan. Salah satunya adalah kulit manggis yang banyak mengadung
Xanthone.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanaman
manggis dijuluki “Queen of Fruit” karena mempunyai kekhasan tersendiri
dibandingkan buah yang lain yaitu mempunyai bentuk dan rasa yang khas. Buahnya
putih salju dan lunak serta sangat manis.
Di
dalam kulit manggis banyak terdapat zat yang sangat berguna bagi tubuh sebagai
antioksidan, yaitu xanthone. Yang termasuk dalam derivat xanthone antara lain
mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthone,
tovophyllin B, alfa mangostin, betamangostin, garcinon B, mangostanol,
flavonoid epicatechin, dan gartanin.
Xanthone
yang ada dalam kulit manggis mampu melawan prooksidan sehingga dapat menangkal
radikal bebas yang akan merusak sel.
5.2 Saran
Untuk
masyarakat seharusnya mengerti seluk beluk tanaman manggis agar dapat
memanfaatkan semua bagiannya dengan maksimal.
Setelah
makan buah manggis kulitnya jangan dibuang begitu saja, namun dicoba untuk
dibuat teh antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kembangkan
lagi produk apa saja yang dapat dihasilkan dari limbah kulit buah manggis
selain sebagai teh antioksidan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Paramawati, Raffi. 2000. Dahsyatnya
Manggis untuk Menumpas Penyakit. Jakarta: Agro
Media Pustaka.
Pitojo, Setijo dan Hesti Nira Puspita.
2007. Budidaya Manggis. Semarang: Aneka Ilmu.
Rukmana, Rahmat. 2003. Bibit Manggis.
Yogyakarta: Kaninus.
Sunarjo, Hendro. 2008. Tanaman Buah
Berkebun 21 Jenis. Jakarta: Penebar Swadaya.
Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan
Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kaninus.
- See more at:
http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-ilmiah-pemanfaatan-kulit-buah.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar